Geger oleh Duniatex, Bagaimana Kinerja Emiten Tekstil
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 July 2019 13:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Selain industri otomotif, sektor aneka industri juga banyak dihuni emiten-emiten yang bergerak di bidang industri tekstil dan garmen. Ada sekitar 20 emiten yang bergerak dalam industri yang banyak menyerap tenaga kerja tersebut.
Meskipun jumlahnya paling banyak di sektor aneka industri, bobot dari emiten-emiten tersebut ternyata hanya sekitar 6% terhadap sektornya.
Secara spesifik PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berkontribusi sebesar 1,95% terhadap sektor aneka industri, disusul PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dengan kontribusi persentase sebesar 1,18%.
Secara kinerja, saham PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 131% sejak awal tahun, namun nilai transaksi sahamnya pada bulan Juni hanya sebesar Rp 1,78 miliar.
Secara likuiditas, saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) paling tinggi dengan nilai Rp 95 miliar.
Berikut data lengkap emiten-emiten yang bergerak dalam industri tekstil dan garmen yang sahamnya ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI):
*Diolah dari berbagai sumber
Secara industri, tekstil saat ini sedang menjadi sorotan. Pasalnya nilai salah satu pemain terbesar di industri ini, Duniatex sedang menghadapi masalah karena kabar gagal bayar.
Ketua Umum API Ade Sudrajat menyampaikan kondisi industri tekstil terkini yang dia bilang "dalam keadaan baik".
Menurut Ade nilai ekspor ditargetkan tumbuh jadi US$ 14,6 miliar. Namun, penyakit lama soal serbuan barang impor masih jadi persoalan industri yang sering disebut "sunset" ini.
"Kami menyadari bahwa iklim usaha saat ini belum sempurna...khususnya pada sektor impor untuk konsumsi domestik yang berlebihan walau barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri," kata Ade, Rabu (24/07/2019).
Bagaimana sebenarnya peta industri tekstil dan produk tekstil bila dilihat dari neraca perdagangan ekspor-impor?
Data API menunjukkan neraca ekspor-impor produk TPT memang masih positif sepanjang Januari-Mei 2019, masih ada pertumbuhan surplus 10,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Periode Januari-Mei tahun ini ada surplus sebesar US$ 2,1 miliar.
Ekspor tekstil dan pakaian jadi cenderung stagnan dibanding periode yang sama tahun lalu, ekspor tekstil US$ 2 miliar, dan pakaian jadi US$ 3,5 miliar.
Namun, bila ditarik ke belakang, industri TPT memang sedang tak baik-baik saja dari sisi neraca perdagangan. Data Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) menunjukkan, rata-rata pertumbuhan ekspor sejak tahun 2007 hingga tahun lalu hanya 3,1% per tahun, tak mampu mengimbangi laju pertumbuhan impor sebesar 12,3% per tahun. Neraca perdagangan TPT Indonesia juga terus tergerus dari surplus US$ 6,7 miliar di tahun 2007 menjadi hanya US$ 3,2 miliar tahun lalu.
Namun, itu baru dari sisi potret soal neraca dagang, belum lagi ada aspek produksi, utilisasi dan lainnya.
Digempur Impor China, Industri Tekstil Menjerit
[Gambar:Video CNBC]
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Selain Efek Corona, Saham Tekstil Tak Menarik karena Utang
Meskipun jumlahnya paling banyak di sektor aneka industri, bobot dari emiten-emiten tersebut ternyata hanya sekitar 6% terhadap sektornya.
Secara spesifik PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berkontribusi sebesar 1,95% terhadap sektor aneka industri, disusul PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dengan kontribusi persentase sebesar 1,18%.
Secara kinerja, saham PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 131% sejak awal tahun, namun nilai transaksi sahamnya pada bulan Juni hanya sebesar Rp 1,78 miliar.
Secara likuiditas, saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) paling tinggi dengan nilai Rp 95 miliar.
Berikut data lengkap emiten-emiten yang bergerak dalam industri tekstil dan garmen yang sahamnya ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI):
No | Nama Emiten | Kode Saham | Bobot Sektor (%) | Kinerja (%ytd) | Total Transaksi Juni (Rp miliar) |
1 | PT Sri Rejeki Isman Tbk | SRIL | 1,95 | 1,68 | 95,5 |
2 | PT Pan Brothers Tbk | PBRX | 1,18 | 26,36 | 0,89 |
3 | PT Indo-Rama Synthetics Tbk | INDR | 0,82 | -18,86 | 6,86 |
4 | PT Tifico Fiber Indonesia Tbk | TFCO | 0,6 | -28,42 | 0,1 |
5 | PT Golden Flower Tbk | POLU | 0,37 | 251 | 0,1 |
6 | PT Sepatu Bata Tbk | BATA | 0,23 | 13,33 | 0,37 |
7 | PT Trisula Textile Industries Tbk | BELL | 0,22 | 141,6 | 1,78 |
8 | PT Asia Pacific Investama Tbk | MYTX | 0,13 | -40,57 | 0,13 |
9 | PT Sunson Textile Manufacturer Tbk | SSTM | 0,12 | -13,27 | 0,21 |
10 | PT Panasia Indo Resources Tbk | HDTX | 0,11 | -4,76 | 0 |
11 | PT Argo Pantes Tbk | ARGO | 0,07 | - | 0 |
12 | PT Trisula International Tbk | TRIS | 0,06 | 9,09 | 0,29 |
13 | PT Asia Pacific Fibers Tbk | POLY | 0,05 | 41,33 | 20 |
14 | PT Ever Shine Tex Tbk | ESTI | 0,04 | 8,64 | 3,3 |
15 | PT Eratex Djaja Tbk | ERTX | 0,04 | 9,68 | 0,1 |
16 | PT Ricky Putra Globalindo Tbk | RICY | 0,02 | 2,44 | 0,1 |
17 | PT Century Textile Industry Tbk | CNTX | 0,009 | 6,99 | 0,1 |
18 | PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk | BIMA | 0,007 | 10,7 | 0,1 |
19 | PT Nusantara Inti Corpora Tbk | UNIT | 0,003 | 28,68 | 0,16 |
20 | PT Century Textile Industry Tbk | CNTB | - | - | 0 |
- | Total | - | 6,029 | - | - |
Secara industri, tekstil saat ini sedang menjadi sorotan. Pasalnya nilai salah satu pemain terbesar di industri ini, Duniatex sedang menghadapi masalah karena kabar gagal bayar.
Ketua Umum API Ade Sudrajat menyampaikan kondisi industri tekstil terkini yang dia bilang "dalam keadaan baik".
Menurut Ade nilai ekspor ditargetkan tumbuh jadi US$ 14,6 miliar. Namun, penyakit lama soal serbuan barang impor masih jadi persoalan industri yang sering disebut "sunset" ini.
"Kami menyadari bahwa iklim usaha saat ini belum sempurna...khususnya pada sektor impor untuk konsumsi domestik yang berlebihan walau barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri," kata Ade, Rabu (24/07/2019).
Bagaimana sebenarnya peta industri tekstil dan produk tekstil bila dilihat dari neraca perdagangan ekspor-impor?
Data API menunjukkan neraca ekspor-impor produk TPT memang masih positif sepanjang Januari-Mei 2019, masih ada pertumbuhan surplus 10,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Periode Januari-Mei tahun ini ada surplus sebesar US$ 2,1 miliar.
Ekspor tekstil dan pakaian jadi cenderung stagnan dibanding periode yang sama tahun lalu, ekspor tekstil US$ 2 miliar, dan pakaian jadi US$ 3,5 miliar.
Namun, bila ditarik ke belakang, industri TPT memang sedang tak baik-baik saja dari sisi neraca perdagangan. Data Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) menunjukkan, rata-rata pertumbuhan ekspor sejak tahun 2007 hingga tahun lalu hanya 3,1% per tahun, tak mampu mengimbangi laju pertumbuhan impor sebesar 12,3% per tahun. Neraca perdagangan TPT Indonesia juga terus tergerus dari surplus US$ 6,7 miliar di tahun 2007 menjadi hanya US$ 3,2 miliar tahun lalu.
Namun, itu baru dari sisi potret soal neraca dagang, belum lagi ada aspek produksi, utilisasi dan lainnya.
Digempur Impor China, Industri Tekstil Menjerit
[Gambar:Video CNBC]
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Selain Efek Corona, Saham Tekstil Tak Menarik karena Utang
Most Popular