Alert! Setelah S&P, Fitch Pangkas Rating Duniatex Jadi Sampah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
24 July 2019 16:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, kembali menurunkan peringkat utang PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) atau Duniatex Grup dari 'B-' ke 'CCC-' atau turun 3 peringkat.
Peringkat utang tersebut diberikan untuk utang jangka panjang terbitan DMDT dan juga surat utang senior unsecured notes perusahaan yang berdenominasi dollar.
Berdasarkan laporan Fitch per 24 Juli 2019, pemangkasan tersebut mencerminkan resiko likuiditas DMDT yang meningkatnya, khususnya terkait kemampuan perusahaan melakukan pembayaran amortisasi dan kewajiban bunga pada bulan September 2019.
Sebelumnya, pada 16 Juli 2019, Standard & Poors (S&Ps) juga memangkas peringkat utang perusahaan BB- menjadi CCC-, atau diturunkan enam level.
Sebagai informasi ketika penerbit obligasi atau surat utang diberi peringkat 'CCC' menandakan adanya resiko gagal bayar yang cukup besar. Umumnya pemberian peringkat tersebut tidak dibarengi dengan analisis prospek karena memiliki tingkat volatilitas yang tinggi.
Melansir data Refinitiv, surat utang perusahaan yang diterbitkan pada 12 Maret dengan nilai pokok US$ 300 juta dan tingkat kupon 8,625%/tahun harganya anjlok lebih dari US$ 69 hanya dalam kurun waktu dua minggu.
Lebih lanjut, Fitch menganalisa bahwa kondisi kas dan setara kas perusahaan, yang sebesar US$ 700 miliar, diproyeksi tidak akan mampu untuk membayar biaya amortisasi, bunga pinjaman, serta pinjaman yang akan jatuh tempo di kuartal III-2019. Selain itu, DMDT juga berpotensi mengalami kerugian dari kontrak forward yang juga akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
Selain itu, meskipun dalam perjanjian obligasi (indenture) tidak tertulis klausa cross-default yang menghubungkan pembiayaan perusahaan dengan kinerja afiliasi, tapi masih ada resiko.
Fitch menegaskan bahwa akses keuangan perusahaan akan terbatas mengingat salah satu perusahaan afiliasi di bawah Grup Duniatex diketahui melewatkan pembayaran kewajiban utang. Perusahaan afiliasi yang dimaksud adalah PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST) yang merupakan salah satu pemasok utama DMDT.
Peringkat CCC- yang diberikan Fitch juga mencerminkan melemahnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dalam waktu dekat, yang salah satunya disebabkan dari peningkatan pasokan kain impor di pasar domestik.
Pengenaan tarif bea masuk AS sebesar 25% atas produk impor China, membuat Negeri Tiongkok mencari alternatif lain untuk menjual produknya, salah satu destinasi pilihan adalah Indonesia. Melimpahnya pasokan kain di pasar domestik tentunya menekan penjualan perusahaan yang akhirnya berdampak pada kondisi likuiditas DMDT.
Arus kas perusahaan juga dipengaruhi oleh kontrak forward perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu dekat. Alhasil, posisi kas perusahaan semakin tertekan, karena banyak kewajiban yang harus dilunasi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Rating Jadi Sampah, Begini Posisi Utang Grup Duniatex
Peringkat utang tersebut diberikan untuk utang jangka panjang terbitan DMDT dan juga surat utang senior unsecured notes perusahaan yang berdenominasi dollar.
Berdasarkan laporan Fitch per 24 Juli 2019, pemangkasan tersebut mencerminkan resiko likuiditas DMDT yang meningkatnya, khususnya terkait kemampuan perusahaan melakukan pembayaran amortisasi dan kewajiban bunga pada bulan September 2019.
Sebagai informasi ketika penerbit obligasi atau surat utang diberi peringkat 'CCC' menandakan adanya resiko gagal bayar yang cukup besar. Umumnya pemberian peringkat tersebut tidak dibarengi dengan analisis prospek karena memiliki tingkat volatilitas yang tinggi.
Melansir data Refinitiv, surat utang perusahaan yang diterbitkan pada 12 Maret dengan nilai pokok US$ 300 juta dan tingkat kupon 8,625%/tahun harganya anjlok lebih dari US$ 69 hanya dalam kurun waktu dua minggu.
Lebih lanjut, Fitch menganalisa bahwa kondisi kas dan setara kas perusahaan, yang sebesar US$ 700 miliar, diproyeksi tidak akan mampu untuk membayar biaya amortisasi, bunga pinjaman, serta pinjaman yang akan jatuh tempo di kuartal III-2019. Selain itu, DMDT juga berpotensi mengalami kerugian dari kontrak forward yang juga akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
Selain itu, meskipun dalam perjanjian obligasi (indenture) tidak tertulis klausa cross-default yang menghubungkan pembiayaan perusahaan dengan kinerja afiliasi, tapi masih ada resiko.
Fitch menegaskan bahwa akses keuangan perusahaan akan terbatas mengingat salah satu perusahaan afiliasi di bawah Grup Duniatex diketahui melewatkan pembayaran kewajiban utang. Perusahaan afiliasi yang dimaksud adalah PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST) yang merupakan salah satu pemasok utama DMDT.
Peringkat CCC- yang diberikan Fitch juga mencerminkan melemahnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dalam waktu dekat, yang salah satunya disebabkan dari peningkatan pasokan kain impor di pasar domestik.
Pengenaan tarif bea masuk AS sebesar 25% atas produk impor China, membuat Negeri Tiongkok mencari alternatif lain untuk menjual produknya, salah satu destinasi pilihan adalah Indonesia. Melimpahnya pasokan kain di pasar domestik tentunya menekan penjualan perusahaan yang akhirnya berdampak pada kondisi likuiditas DMDT.
Arus kas perusahaan juga dipengaruhi oleh kontrak forward perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu dekat. Alhasil, posisi kas perusahaan semakin tertekan, karena banyak kewajiban yang harus dilunasi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Rating Jadi Sampah, Begini Posisi Utang Grup Duniatex
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular