
Analisis Teknikal
Tak Garang Lagi Lawan Dolar, Euro Tinggal Tunggu Nasib
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 July 2019 16:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro melemah melawan dolar Amerika serikat (AS) pada perdagangan Senin ini (29/7/19), melanjutkan pelemahan yang dialami pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Pada Kamis lalu, mata uang 19 negara ini terlihat garang melawan dolar AS, dan terlibat "baku hantam" sengit. Namun, sehari berselang, euro kembali loyo.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia) nanti menjadi fokus utama di pasar forex pekan ini.
Sampai saat ini pelaku pasar melihat The Fed berpeluang memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, yakni di pekan ini, di bulan September, dan satu lagi Desember, dengan masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).
Hal tersebut tercermin di piranti FedWatch milik CME Group yang menunjukkan probabilitas suku bunga The Fed sebesar 1,50%-1,75% di bulan Desember sebesar 37,2% berdasarkan data pukul 15:30 WIB.
Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan probabilitas suku bunga lainnya. Tingkat suku bunga The Fed saat ini berada di level 2,25%-2,50%.
Di pekan ini, The Fed diprediksi akan memangkas suku bunganya, begitulah ekspektasi para pelaku pasar yang juga terlihat di piranti FedWatch.
Data sore menunjukkan pasar melihat ada probabilitas sebesar 78,1% The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps menjadi 2,00%-2,25%, dan probabilitas sebesar 21,9% suku bunga dipangkas 50 bps menjadi 1,75%-2,00%.
Jika ditotal, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas (baik itu 25 bps maupun 50 bps) sudah mencapai 100%, yang berarti pelaku pasar melihat suku bunga pasti akan dipangkas, tinggal realisasinya berapa basis poin.
Namun, yang paling menjadi perhatian pelaku pasar adalah outlook atau prospek suku bunga ke depannya, apakah benar The Fed akan memangkas sebanyak tiga kali, atau kurang dari itu?
The Fed nantinya bisa saja bersikap tidak terlalu kalem atau dovish, indikasi itu tercermin dari sikap bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) saat mengumumkan suku bunga pada Kamis pekan lalu yang terlihat tidak akan agresif dalam melonggarkan kebijakan moneter.
Kondisi ekonomi zona euro lebih buruk dibandingkan dengan ekonomi AS. Dengan kondisi seperti itu saja ECB kemungkinan hanya akan sekali menurunkan suku bunga, dan mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau dikenal dengan quantitative easing (QE) dengan jumlah kecil.
Melihat outlook kebijakan ECB, The Fed juga berpeluang memberikan proyeksi yang sama, hal ini membuat dolar AS cukup kuat pada hari ini. Nasib euro dalam jangka menengah ditentukan dari proyeksi kebijakan suku bunga The Fed nantinya.
Pada pukul 15:54 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1.1123, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
LANJUT KE HALAMAN 2>>
Pada Kamis lalu, mata uang 19 negara ini terlihat garang melawan dolar AS, dan terlibat "baku hantam" sengit. Namun, sehari berselang, euro kembali loyo.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia) nanti menjadi fokus utama di pasar forex pekan ini.
Sampai saat ini pelaku pasar melihat The Fed berpeluang memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, yakni di pekan ini, di bulan September, dan satu lagi Desember, dengan masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).
Hal tersebut tercermin di piranti FedWatch milik CME Group yang menunjukkan probabilitas suku bunga The Fed sebesar 1,50%-1,75% di bulan Desember sebesar 37,2% berdasarkan data pukul 15:30 WIB.
Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan probabilitas suku bunga lainnya. Tingkat suku bunga The Fed saat ini berada di level 2,25%-2,50%.
Di pekan ini, The Fed diprediksi akan memangkas suku bunganya, begitulah ekspektasi para pelaku pasar yang juga terlihat di piranti FedWatch.
Data sore menunjukkan pasar melihat ada probabilitas sebesar 78,1% The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps menjadi 2,00%-2,25%, dan probabilitas sebesar 21,9% suku bunga dipangkas 50 bps menjadi 1,75%-2,00%.
Jika ditotal, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas (baik itu 25 bps maupun 50 bps) sudah mencapai 100%, yang berarti pelaku pasar melihat suku bunga pasti akan dipangkas, tinggal realisasinya berapa basis poin.
Namun, yang paling menjadi perhatian pelaku pasar adalah outlook atau prospek suku bunga ke depannya, apakah benar The Fed akan memangkas sebanyak tiga kali, atau kurang dari itu?
The Fed nantinya bisa saja bersikap tidak terlalu kalem atau dovish, indikasi itu tercermin dari sikap bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) saat mengumumkan suku bunga pada Kamis pekan lalu yang terlihat tidak akan agresif dalam melonggarkan kebijakan moneter.
Kondisi ekonomi zona euro lebih buruk dibandingkan dengan ekonomi AS. Dengan kondisi seperti itu saja ECB kemungkinan hanya akan sekali menurunkan suku bunga, dan mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau dikenal dengan quantitative easing (QE) dengan jumlah kecil.
Melihat outlook kebijakan ECB, The Fed juga berpeluang memberikan proyeksi yang sama, hal ini membuat dolar AS cukup kuat pada hari ini. Nasib euro dalam jangka menengah ditentukan dari proyeksi kebijakan suku bunga The Fed nantinya.
Pada pukul 15:54 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1.1123, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
LANJUT KE HALAMAN 2>>
Next Page
Ke Mana Arah Euro Lawan Dolar?
Pages
Most Popular