
Rilis Kinerja Keuangan Kembali Tahan Laju Wall Street
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 July 2019 18:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham kontrak futures Wall Street diperdagangkan variatif di tengah himpitan sentimen positif dan negatif secara bersamaan.
Pada pukul 18:24 WIB, kontrak futures S&P 500 dan Nasdaq diimplikasi melemah masing-masing 1,26 poin dan 12,85 poin. Sementara, kontrak futures Dow Jones diimplikasi menguat 42,03 poin.
Sentimen positif lagi-lagi datang dari perkembangan terbaru hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang dikabarkan bertemu akhir bulan ini untuk melanjutkan negosiasi dagang kedua negara.
Perwakilan dagang Washington dan Beijing akhirnya memutuskan untuk bertemu pada 30-31 Juli di Shanghai. Kabar ini telah dikonfirmasi oleh Menteri Perdagangan China, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Ini akan menjadi pertemuan tatap muka perdana setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China di KTT G20, Jepang, akhir Juni lalu. Negeri Tiongkok sebelumnya juga dikabarkan telah memulai melakukan pemesanan atas produk pertanian asal AS.
"Beberapa perusahaan China bersedia untuk kembali terus membeli beberapa produk pertanian AS, dan mereka telah menanyakan harga dari pemasok dan akan segera menandatangani kontrak komersial," ujar juru bicara kementerian perdagangan China Gao Feng, dilansir Reuters.
Di lain pihak, aksi beli pelaku pasar tertahan karena rilis kinerja keuangan perusahaan besar lagi-lagi kurang impresif. Belum lagi, investor juga sedang cemas menantikan laporan kinerja keuangan kuartal II-2019 dari Amazon dan Alphabet yang dijadwalkan rilis hari ini.
Perusahaan produk konsumen raksasa Unilever Plc melaporkan pertumbuhan penjualan kuartal yang sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar, dilansir CNBC International. Pendapatan perusahaan farmasi Dow Inc juga anjlok 39% secara tahunan akibat penurunan harga beberapa produk dan juga rendahnya permintaan, dilansir Reuters.
Lebih lanjut, perusahaan pembuat mobil asal Jepang, Nissan Motor Co juga membukukan pertumbuhan negatif pada laba bersihnya, yang akhirnya membuat manajemen memutuskan untuk memecat sekitar 12.500 karyawan, dilansir CNBC International.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data pemesanan barang tahan lama AS bulan Juni pukul 19:30 WIB, dimana data ini mengindikasikan kemampuan daya beli konsumen AS. Selain itu juga ada rilis data persediaan gas alam Negeri Paman Sam pekan lalu pada pukul 21:30 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Investor Galau, Wall Street Berpeluang Bergerak Volatil
Pada pukul 18:24 WIB, kontrak futures S&P 500 dan Nasdaq diimplikasi melemah masing-masing 1,26 poin dan 12,85 poin. Sementara, kontrak futures Dow Jones diimplikasi menguat 42,03 poin.
Sentimen positif lagi-lagi datang dari perkembangan terbaru hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang dikabarkan bertemu akhir bulan ini untuk melanjutkan negosiasi dagang kedua negara.
Ini akan menjadi pertemuan tatap muka perdana setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China di KTT G20, Jepang, akhir Juni lalu. Negeri Tiongkok sebelumnya juga dikabarkan telah memulai melakukan pemesanan atas produk pertanian asal AS.
"Beberapa perusahaan China bersedia untuk kembali terus membeli beberapa produk pertanian AS, dan mereka telah menanyakan harga dari pemasok dan akan segera menandatangani kontrak komersial," ujar juru bicara kementerian perdagangan China Gao Feng, dilansir Reuters.
Di lain pihak, aksi beli pelaku pasar tertahan karena rilis kinerja keuangan perusahaan besar lagi-lagi kurang impresif. Belum lagi, investor juga sedang cemas menantikan laporan kinerja keuangan kuartal II-2019 dari Amazon dan Alphabet yang dijadwalkan rilis hari ini.
Perusahaan produk konsumen raksasa Unilever Plc melaporkan pertumbuhan penjualan kuartal yang sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar, dilansir CNBC International. Pendapatan perusahaan farmasi Dow Inc juga anjlok 39% secara tahunan akibat penurunan harga beberapa produk dan juga rendahnya permintaan, dilansir Reuters.
Lebih lanjut, perusahaan pembuat mobil asal Jepang, Nissan Motor Co juga membukukan pertumbuhan negatif pada laba bersihnya, yang akhirnya membuat manajemen memutuskan untuk memecat sekitar 12.500 karyawan, dilansir CNBC International.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data pemesanan barang tahan lama AS bulan Juni pukul 19:30 WIB, dimana data ini mengindikasikan kemampuan daya beli konsumen AS. Selain itu juga ada rilis data persediaan gas alam Negeri Paman Sam pekan lalu pada pukul 21:30 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Investor Galau, Wall Street Berpeluang Bergerak Volatil
Most Popular