
Wall Street Berpeluang Menguat Jelang Pertemuan AS-China

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) diprediksi menguat pada Senin (13/01/2020) di tengah optimisme seputar kemesraan AS dan China yang bakal meneken kesepakatan dagang fase pertama.
Pada pukul 08:12 waktu setempat (21:12 WIB), kontrak berjangka futures Dow Jones Industrial Average menguat 101 poin, mengindikasikan penguatan sebesar 91 poin pada pembukaan. Indeks futures S&P 500 dan Nasdaq 100 juga mengindikasikan kenaikan.
Investor memonitor perkembangan perdagangan AS dan China karena delegasi Beijing bakal ke Washington pada Senin untuk seremoni penandatanganan kesepakatan dagang yang dijadwalkan berlangsung pada rabu.
Salah satu poin kesepakatan itu adalah diskon tarif yang diberlakukan AS atas beberapa produk China, sedangkan Negeri Tirai Bambu tersebut bakal menaikkan pembelian produk pertanian Negeri Sam.
Kesepakatan tersebut harus melampaui penerjemahan selama beberapa pekan, tetapi Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan komitmen China atas proses tersebut tetap tak berubah dan pada Minggu menyatakan bahwa kesepakatan itu "sangat-sangat ekstensif."
Menurut laporan Wall Street Journal, AS dan China telah menyepakati pembicaraan semi-tahunan untuk menengahi perbedaan kedua belah pihak dan mendorong reformasi. Keduanya perang dagang selama 2 tahun, yang dikhawatirkan menekan kinerja korporasi AS dan ekonomi global.
The South China Morning Post melaporkan bahwa pemerintah China mengatakan bahwa perang dagang "belum akan berakhir," menambahkan bahwa penandatanganan kesepakatan pada Rabu hanyalah "putaran pertama permainan."
Wall Street pekan lalu membukukan kinerja positif, meski tertekan di akhir pekan karena data tenaga kerja yang tak sesuai ekspektasi.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang Desember negeri Sam ini menyerap 145.000 pekerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll). Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya sebanyak 256.000 tenaga kerja, dan di bawah ekspektasi pasar 160.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Investor Galau, Wall Street Berpeluang Bergerak Volatil