Internasional

Tertular Kejayaan Wall Street, Futures Semringah

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 August 2020 06:52
FILE -In this June 16, 2020 file photo, a sign for a Wall Street building is shown in New York. Earnings reporting season is about to get underway for big companies, and the forecasts are grim. Wall Street expects S&P 500 companies to report profits plunged by the most since the depths of the Great Recession during the second quarter. Earnings reports tend to matter deeply to investors because stock prices track the path of earnings over the long term.   (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham berjangka (stock futures) Amerika Serikat (AS) naik pada Minggu malam (16/8/2020) setelah indeks-indeks utama Wall Street mencatatkan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut pada pekan lalu.

Dow Jones Industrial Average futures naik 56 poin atau 0,2%. S&P 500 dan Nasdaq 100 futures juga diperdagangkan di zona hijau, masing-masing mencatatkan kenaikan 0,2%.



Sementara itu di perdagangan reguler, indeks S&P 500 naik 0,6% minggu lalu dan Nasdaq Composite menguat 0,1%. Dow Jones juga melejit 1,8% minggu lalu.

Meski kenaikan indeks memuaskan di perdagangan pekan lalu, namun S&P 500 gagal menembus rekor tertinggi barunya. Hingga penutupan hari Jumat, S&P 500 hanya 0,6% di bawah 3.393,52, rekor intraday yang dicapainya pada 19 Februari.

"S&P 500 mengalami overbought terhadap resistensi utama dan naik terhadap angin sakal musiman," kata Ari Wald, kepala analisis teknis di Oppenheimer, dalam sebuah catatan kepada klien.

"Tetapi jika pasar berkonsolidasi dari sini, kami akan memantau akumulasi ekuitas siklis untuk memastikan apa yang kami harapkan sebagai terobosan ke level tertinggi baru," tambahnya, mengutip CNBC International.

Kegagalan saham-saham Wall Street mencapai rekor sebagian diakibatkan oleh sentimen negatif yang datang dari upaya negosiasi di Gedung Putih soal pencairan stimulus untuk mengekang dampak wabah virus corona (COVID-19).

Kubu Demokrat dan Republik dilaporkan menemui kebuntuan atas negosiasi pencairan paket stimulus baru yang telah digarap sejak beberapa pekan lalu. Demokrat telah mengusulkan untuk mencairkan lebih dari US$ 900 miliar dana ke berbagai negara bagian dan kota, dalam satu undang-undang.



"Saya siap untuk mengirim lebih banyak uang ke negara bagian dan pemerintah lokal untuk menyelamatkan pekerjaan bagi Polisi, Petugas Pemadam Kebakaran, Petugas Kesehatan, dan Guru. DEMOKRAT MENGHALANGI INI!" kata Presiden AS Donald Trump soal kebuntuan itu pada Jumat lalu melalui Twitter.

Di sisi lain, Wall Street juga dibayangi oleh perang dagang yang kembali membara antara AS-China. Pada Jumat juga, Trump telah kembali meluncurkan serangan baru pada China, dengan mengeluarkan perintah eksekutif yang memaksa ByteDance untuk menjual atau merelakan bisnis TikTok-nya di AS dalam 90 hari.

Trump menyebut aturan barunya diterapkan karena perusahaan telah membahayakan keamanan nasional AS.

"[Ada] bukti kredibel bahwa ByteDance mungkin mengambil tindakan yang mengancam untuk merusak keamanan nasional Amerika Serikat," kata Trump.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular