
ECB Pangkas Bunga Besok? Berikut Ini Respons Pasar Forex
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 July 2019 20:08

Tujuh bulan lalu ECB sudah mengakhiri program pembelian aset (surat berharga dan obligasi) atau yang disebut quantitative easing (QE). ECB di bawah pimpinan Mario Draghi bahkan berencana menaikkan suku bunga di kuartal IV tahun ini setelah kondisi ekonomi membaik, dan inflasi mulai meningkat.
Namun hanya dalam enam bulan semua berubah dan berbalik arah, ekonomi kembali memburuk, dan inflasi terus melemah. Draghi pada 18 Juni lalu mengejutkan pasar dengan menyatakan akan menggelontorkan stimulus moneter jika diperlukan untuk membantu perekonomian.
Sinyal-sinyal pemangkasan suku bunga semakin kuat dalam dua pekan terakhir. Awal pekan lalu anggota dewan ECB Benoit Coeure mengatakan pihaknya siap untuk bertindak jika diperlukan untuk mendorong inflasi naik menuju target 2%.
Sebelumnya pada Jumat (12/7/19) pekan lalu, anggota dewan ECB yang juga Gubernur Bank of Italia, mengatakan dalam beberapa pekan ke depan ECB akan terus melakukan penilaian untuk menyesuaikan instrumen kebijakan moneter yang tersedia, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Mengutip Reuters, saat ini ada peluang sebesar 40% bahwa ECB akan memangkas suku bunganya sebesar 10 basis poin (bps) Kamis besok. Seandainya hal tersebut tidak terjadi, maka pada September pasti suku bunga akan dipangkas.
Beberapa analis berpendapat Draghi akan bertindak memangkas suku bunga mendahului bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mencegah euro menguat terhadap dolar AS. Pelemahan kurs memang bukan target bank sentral dalam menurunkan suku bunga, tetapi ini bisa membantu produk zona euro lebih kompetitif, sehingga ekonomi terakselerasi.
Analis dari Bank ING memprediksi mata uang 19 negara ini akan turun lebih dalam saat ECB mengumumkan kebijakan moneternya, melansir FXStreet.com. Selain memangkas suku bunga, ECB juga diprediksi akan memberikan sinyal adanya program pembelian aset (surat berharga dan obligasi) atau yang disebut quantitative easing (QE).
Memasuki perdagangan sesi AS, posisi euro saat ini di dekat level terendah dua tahun yang dicapai pada bulan Mei lalu, sehingga investor kini berada dalam mode wait and see.
Jika memang benar ECB besok memangkas suku bunga, bahkan menyatakan akan menggelontorkan QE, euro berpeluang besar akan turun dalam, indeks dolar akan menguat dan berdampak negatif ke mata uang lainnya. Sebaliknya jika ECB bergeming, maka bersiaplah melihat amukan euro terhadap dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Namun hanya dalam enam bulan semua berubah dan berbalik arah, ekonomi kembali memburuk, dan inflasi terus melemah. Draghi pada 18 Juni lalu mengejutkan pasar dengan menyatakan akan menggelontorkan stimulus moneter jika diperlukan untuk membantu perekonomian.
Sebelumnya pada Jumat (12/7/19) pekan lalu, anggota dewan ECB yang juga Gubernur Bank of Italia, mengatakan dalam beberapa pekan ke depan ECB akan terus melakukan penilaian untuk menyesuaikan instrumen kebijakan moneter yang tersedia, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Mengutip Reuters, saat ini ada peluang sebesar 40% bahwa ECB akan memangkas suku bunganya sebesar 10 basis poin (bps) Kamis besok. Seandainya hal tersebut tidak terjadi, maka pada September pasti suku bunga akan dipangkas.
Beberapa analis berpendapat Draghi akan bertindak memangkas suku bunga mendahului bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mencegah euro menguat terhadap dolar AS. Pelemahan kurs memang bukan target bank sentral dalam menurunkan suku bunga, tetapi ini bisa membantu produk zona euro lebih kompetitif, sehingga ekonomi terakselerasi.
Analis dari Bank ING memprediksi mata uang 19 negara ini akan turun lebih dalam saat ECB mengumumkan kebijakan moneternya, melansir FXStreet.com. Selain memangkas suku bunga, ECB juga diprediksi akan memberikan sinyal adanya program pembelian aset (surat berharga dan obligasi) atau yang disebut quantitative easing (QE).
Memasuki perdagangan sesi AS, posisi euro saat ini di dekat level terendah dua tahun yang dicapai pada bulan Mei lalu, sehingga investor kini berada dalam mode wait and see.
Jika memang benar ECB besok memangkas suku bunga, bahkan menyatakan akan menggelontorkan QE, euro berpeluang besar akan turun dalam, indeks dolar akan menguat dan berdampak negatif ke mata uang lainnya. Sebaliknya jika ECB bergeming, maka bersiaplah melihat amukan euro terhadap dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pages
Most Popular