
Dolar Keok Lawan Pound, Saat Data Ekonomi Inggris Apik
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 July 2019 16:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling Inggris menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (18/7/19) akibat tekanan yang dialami dolar AS. Tenaga tambahan datang dari rilis data penjualan ritel Inggris yang lebih tinggi dari prediksi.
Rilis Beige Book oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) memberikan tekanan bagi dolar AS. Beige Book adalah gambaran aktivitas ekonomi terkini yang dikumpulkan dari berbagai negara bagian.
Secara umum, aktivitas ekonomi di Negeri Adidaya pada pertengahan Mei hingga awal Juli dilaporkan masih meningkat tetapi dalam laju yang terbatas, padahal jika melihat data ekonomi AS seperti data tenaga kerja, inflasi dan penjualan ritel ini dirilis apik, tetapi ternyata masih belum cukup bagus bagi The Fed.
Pimpinan The Fed Jerome Powell juga tidak mengubah sikapnya meski serangkaian data ekonomi Paman Sam bagus. Saat berbicara di Paris pada Selasa tengah malam Powell kembali menegaskan akan "bertindak sesuai kebutuhan" untuk mempertahankan ekspansi pertumbuhan ekonomi AS.
Selain itu dolar AS juga tertekan setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengatakan nilai tukar dolar kemahalan (overvalued) 6% sampai 12% berdasarkan fundamental ekonomi saat ini, mengutip CNBC International.
Sementara itu Office for National Statistic (ONS) melaporkan penjualan ritel Inggris bulan Juni naik 1% month-on-month setelah menurun dua bulan beruntun masing-masing 0,1% dan 0,5%. Rilis ini bisa jadi tenaga tambahan bagi pound untuk melanjutkan kenaikan.
Pada pukul 15:45 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,2480, mengutip kuotasi MetaTarder 5.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.
Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di atas MA 8, 21, tetapi di bawah 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan memasuki wilayah jenuh beli (overbought) yang bisa membatasi penguatan.
Poundsterling saat ini bergerak di kisaran level kunci US$ 1,2480, diperlukan penembusan dan gerakan konsisten di atas level tersebut untuk melanjutkan kenaikan ke area US$ 1.2520. Mengantisipasi pergerakan lebih besar resisten (tahanan atas) selanjutnya berada di kisaran US$ 1,2550.
Sementara selama tertahan di bawah level kunci, pound berpotensi turun ke US$ 1,2441. Support (tahanan bawah) selanjutnya berada di level US$ 1,2400.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat
Rilis Beige Book oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) memberikan tekanan bagi dolar AS. Beige Book adalah gambaran aktivitas ekonomi terkini yang dikumpulkan dari berbagai negara bagian.
Pimpinan The Fed Jerome Powell juga tidak mengubah sikapnya meski serangkaian data ekonomi Paman Sam bagus. Saat berbicara di Paris pada Selasa tengah malam Powell kembali menegaskan akan "bertindak sesuai kebutuhan" untuk mempertahankan ekspansi pertumbuhan ekonomi AS.
Selain itu dolar AS juga tertekan setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengatakan nilai tukar dolar kemahalan (overvalued) 6% sampai 12% berdasarkan fundamental ekonomi saat ini, mengutip CNBC International.
Sementara itu Office for National Statistic (ONS) melaporkan penjualan ritel Inggris bulan Juni naik 1% month-on-month setelah menurun dua bulan beruntun masing-masing 0,1% dan 0,5%. Rilis ini bisa jadi tenaga tambahan bagi pound untuk melanjutkan kenaikan.
Pada pukul 15:45 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,2480, mengutip kuotasi MetaTarder 5.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada grafik harian, poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di atas MA 8, 21, tetapi di bawah 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan memasuki wilayah jenuh beli (overbought) yang bisa membatasi penguatan.
Poundsterling saat ini bergerak di kisaran level kunci US$ 1,2480, diperlukan penembusan dan gerakan konsisten di atas level tersebut untuk melanjutkan kenaikan ke area US$ 1.2520. Mengantisipasi pergerakan lebih besar resisten (tahanan atas) selanjutnya berada di kisaran US$ 1,2550.
Sementara selama tertahan di bawah level kunci, pound berpotensi turun ke US$ 1,2441. Support (tahanan bawah) selanjutnya berada di level US$ 1,2400.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular