Gaet Investor Baru, Trikomsel Siap Private Placement

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 July 2019 14:45
PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) tengah menjajaki pembicaraan dengan dua hingga tiga calon investor strategis baru.
Foto: Oke Shop (dok. Grand Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten peritel ponsel, PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) tengah menjajaki pembicaraan dengan dua hingga tiga calon investor strategis baru yang akan masuk sebagai pemegang saham perusahaan melalui mekanisme penerbitan saham baru.

Masuknya calon pemegang saham baru ini dilakukan untuk memperkuat pengembangan bisnis perusahaan ke depan.

Direktur Trikomsel Jason Aleksander Kardachi mengatakan rencananya investor strategis ini akan masuk sebagai pemegang saham dengan skema penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) alias private placement. Artinya tidak ada penawaran kepada pemegang saham eksisting atas saham baru yang akan diterbitkan.


Proses private placement ini diharapkan akan selesai di akhir tahun ini.

"Kami sedang mengidentifikasi masuknya investor strategis, masih belum ada yang pasti dan dalam pembicaraan. Belum pasti masuknya pakai skema apa, tapi mungkin private placement," kata Jason usai paparan publik insidentil di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Perusahaan juga tengah mengkaji pengembangan bisnis baru, salah satu caranya dengan menggandeng investor baru ini yang akan menyokong rencana tersebut.

Selain rencana untuk pengembangan bisnis, Trikomsel juga tengah fokus merestrukturisasi utang perusahaan yang saat ini, terdiri dari dua tranch (seri) dengan total kewajiban mencapai Rp 3 triliun.

Tranch A memiliki tenor hingga 7 tahun ke depan, sedang untuk tranch B masih memiliki waktu hingga 9 tahun ke depan. Perusahaan juga tengah bernegosiasi dengan kreditor untuk terms of payment yang tak memberatkan perusahaan.

"Posisi utang masih sama dengan akhir 2018 sebesar Rp 3 triliun. Masih diskusi dengan lender untuk restrukturisasi. Pembayaran masih nunggu kepastian lender," imbuh dia.

Data perdagangan mencatat, dalam sebulan terakhir, harga saham TRIO sudah meningkat 752% seiring dengan sentimen positif pembatasan ponsel ilegal di Indonesia.

Dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan di BEI 2 Juli lalu, perseroan juga baru mengumumkan rilis laporan keuangan kuartal I-2019. Pendapatan neto amblas 36% menjadi Rp 286,34 miliar dari periode kuartal I-2018 yakni Rp 445,14 miliar. Rugi bersih dialami sebesar Rp 3,28 miliar, padahal periode yang sama tahun sebelumnya untung Rp 48,58 miliar.

Pada Juni lalu, perseroan juga baru merilis laporan keuangan 2018, telat sekitar 2 bulan dari batas waktu sesuai aturan.

Dalam laporan keuangan 2018 ini, TRIO mencatatkan rugi bersih Rp 14,88 miliar, turun signifikan dibandingkan tahun 2017 yang tercatat Rp 188,42 miliar. Namun, yang menarik adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit laporan keuangan memberikan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer).

Saham TRIO sejak 17 Juli masih disuspensi atau dihentikan perdagangan sementara oleh BEI setelah harga sahamnya melonjak tajam. Padahal saham ini baru dibuka suspensinya pada 16 Juli, setelah suspensi pertama pada 15 Juli.


(tas) Next Article Ponsel Ilegal Siap Diberantas, ke Mana Arah Saham Trikomsel?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular