
Dikepung Broker Asing, Lokal Tetap Jawara Transaksi Terbesar
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 July 2019 15:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja merilis statistik bulanan edisi Juni. Dalam laporan terbaru itu, total transaksi dicatatkan oleh BEI mencapai Rp 2.332,84 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 3,33 triliun unit sepanjang semester I-2019 ini.
Performa perdagangan BEI ini tentu tidak terlepas dari kinerja perdagangan anggota bursa (AB), yaitu para broker yang terdaftar dan menjadi pemegang saham BEI.
Berikut adalah 20 broker dengan nilai perdagangan terbesar pada paruh pertama tahun 2019
Dari tabel di atas bahwa broker dengan nilai transaksi terbesar mayoritas merupakan broker asing, dengan proporsi mencapai 65%, atau 13 dari 20 broker.
Akan tetapi, posisi jawara masih dipegang oleh broker dalam negeri, yaitu PT Mandiri Sekuritas (Mansek) dengan kode broker CC.
Pada 6 bulan pertama, Mansek berhasil membukukan total transaksi mencapai Rp 231,49 triliun. Ini berarti rata-rata nilai transaksi harian yang dicatatkan perusahaan sebesar Rp 1,29 triliun, hampir 10% dari rata-rata transaksi harian BEI.
Adapun total volume perdagangan dan frekuensinya masing-masing 109,43 miliar unit dari 7,17 juta kali transaksi.
Saham Mansek dipegang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 99,99% dan Koperasi Pegawai Bank Mandiri 0,01%.
Mansek berhasil meraih posisi utama, meskipun jika dilihat dari total volume perdagangan dan/atau frekuensi perdagangannya bukan yang terbesar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perusahaan lebih banyak memperdagangkan instrumen keuangan dengan nilai per unit yang cukup besar.
Lebih lanjut, jika dilihat dari sisi volume perdagangan, maka posisi pertama diduduki oleh Valbury Sekuritas Indonesia. Broker lokal yang mulai beroperasi sejak tahun 2000 ini sahamnya dimiliki oleh PT Gadung Danalestari 99,96% dan Marlyne Haryono 0,04%. Pada semester I-2019, tercatat ada 204,89 miliar unit yang diperdagangkan oleh Valbury.
Kemudian, dari sisi total frekuensi, maka Mirae Asset Sekuritas berhasil mengungguli para kompetitornya dengan mencatatkan total frekuensi sebanyak 12,17 juta kali. Saham Mirae dimiliki oleh Mirae Asset Securities (HK) Limited 99%, sisanya milik PT AITI Investment 0,51% dan PT SNET Indonesia 0,49%
Pada dasarnya, capaian Mirae pada aspek lainnya cukup kompetitif karena berada di posisi runner up.
Nilai transaksi yang dibukukan perusahaan pada paruh pertama 2019 sebesar Rp 99,71 triliun, meskipun masih jauh, tapi berusaha mengekor perolehan Mansek. Lalu, volume perdagangan Mirae juga mencapai 181,94 miliar unit, mencoba mengejar torehan Valbury.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Sah! Dannif Danusaputro jadi Dirut Mandiri Sekuritas
Performa perdagangan BEI ini tentu tidak terlepas dari kinerja perdagangan anggota bursa (AB), yaitu para broker yang terdaftar dan menjadi pemegang saham BEI.
Berikut adalah 20 broker dengan nilai perdagangan terbesar pada paruh pertama tahun 2019
Dari tabel di atas bahwa broker dengan nilai transaksi terbesar mayoritas merupakan broker asing, dengan proporsi mencapai 65%, atau 13 dari 20 broker.
Akan tetapi, posisi jawara masih dipegang oleh broker dalam negeri, yaitu PT Mandiri Sekuritas (Mansek) dengan kode broker CC.
Pada 6 bulan pertama, Mansek berhasil membukukan total transaksi mencapai Rp 231,49 triliun. Ini berarti rata-rata nilai transaksi harian yang dicatatkan perusahaan sebesar Rp 1,29 triliun, hampir 10% dari rata-rata transaksi harian BEI.
Adapun total volume perdagangan dan frekuensinya masing-masing 109,43 miliar unit dari 7,17 juta kali transaksi.
Saham Mansek dipegang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 99,99% dan Koperasi Pegawai Bank Mandiri 0,01%.
Mansek berhasil meraih posisi utama, meskipun jika dilihat dari total volume perdagangan dan/atau frekuensi perdagangannya bukan yang terbesar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perusahaan lebih banyak memperdagangkan instrumen keuangan dengan nilai per unit yang cukup besar.
Lebih lanjut, jika dilihat dari sisi volume perdagangan, maka posisi pertama diduduki oleh Valbury Sekuritas Indonesia. Broker lokal yang mulai beroperasi sejak tahun 2000 ini sahamnya dimiliki oleh PT Gadung Danalestari 99,96% dan Marlyne Haryono 0,04%. Pada semester I-2019, tercatat ada 204,89 miliar unit yang diperdagangkan oleh Valbury.
Kemudian, dari sisi total frekuensi, maka Mirae Asset Sekuritas berhasil mengungguli para kompetitornya dengan mencatatkan total frekuensi sebanyak 12,17 juta kali. Saham Mirae dimiliki oleh Mirae Asset Securities (HK) Limited 99%, sisanya milik PT AITI Investment 0,51% dan PT SNET Indonesia 0,49%
Pada dasarnya, capaian Mirae pada aspek lainnya cukup kompetitif karena berada di posisi runner up.
Nilai transaksi yang dibukukan perusahaan pada paruh pertama 2019 sebesar Rp 99,71 triliun, meskipun masih jauh, tapi berusaha mengekor perolehan Mansek. Lalu, volume perdagangan Mirae juga mencapai 181,94 miliar unit, mencoba mengejar torehan Valbury.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Sah! Dannif Danusaputro jadi Dirut Mandiri Sekuritas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular