Rupiah Sedang Kalem, Dolar Australia Diberi Jalan Menguat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 July 2019 13:58
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (17/7/19), sedikit menjauhi level terendah sejak Januari 2017. Penguatan Mata Uang Negeri Kanguru ini terbantu oleh performa rupiah hari ini, Mata Uang Garuda juga melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan dolar Singapura.
Pada pukul 13:35 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.788,78 atau menguat 0,22% di pasar spot melansir data Refinitiv.
Jelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia Kamis besok pelaku pasar melakukan aksi wait-and-see sehingga rupiah diterpa aksi ambil untung (profit taking) setelah menguat tajam belakangan ini.
BI memulai rapat dewan gubernur (RDG) Rabu ini dan berlangsung selama dua hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Meski secara teori penurunan suku bunga dapat melemahkan kurs mata uang, tetapi juga dapat berdampak bagus bagi perekonomian sehingga bisa menjadi sentimen positif bagi Mata Uang Garuda.
Sementara itu bank sentral Australia (RBA) juga membuka kembali peluang pemangkasan suku bunga yang membuat Aussie mengalami tekanan.
Notula rapat kebijakan moneter Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang dirilis Selasa pagi ini menunjukkan kesiapan untuk kembali memangkas suku bunga jika dibutuhkan. RBA sudah memangkas suku bunga dalam dua bulan beruntun masing-masing sebesar 25 basis poin ke rekor terendah 1%.
Penguatan dolar Australia di pasar spot juga berpengaruh ke kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Pada pukul 13:35 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.788,78 atau menguat 0,22% di pasar spot melansir data Refinitiv.
BI memulai rapat dewan gubernur (RDG) Rabu ini dan berlangsung selama dua hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Meski secara teori penurunan suku bunga dapat melemahkan kurs mata uang, tetapi juga dapat berdampak bagus bagi perekonomian sehingga bisa menjadi sentimen positif bagi Mata Uang Garuda.
Sementara itu bank sentral Australia (RBA) juga membuka kembali peluang pemangkasan suku bunga yang membuat Aussie mengalami tekanan.
Notula rapat kebijakan moneter Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang dirilis Selasa pagi ini menunjukkan kesiapan untuk kembali memangkas suku bunga jika dibutuhkan. RBA sudah memangkas suku bunga dalam dua bulan beruntun masing-masing sebesar 25 basis poin ke rekor terendah 1%.
Penguatan dolar Australia di pasar spot juga berpengaruh ke kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.
| Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
| BCA | 9.753,67 | 9.833,67 |
| BRI | 9.719,44 | 9.858,20 |
| Mandiri | 9.775,00 | 9.810,00 |
| BNI | 9.758,00 | 9.829,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular