Usai Cetak Rekor, Wall Street Diprediksi Kena Profit-Taking

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 July 2019 18:29
Pasca mencetak rekor pada perdagangan kemarin, Wall Street akan terkena aksi ambil untung alias profit-taking pada hari ini.
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mencetak rekor pada perdagangan Senin kemarin (15/7/2019), bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) diprediksi akan terkena aksi ambil untung alias profit-taking pada hari Selasa ini.

Hingga pukul 17:25 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan koreksi masing-masing sebesar 22 dan 0,3 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara Nasdaq Composite diimplikasikan naik sebesar 2 poin.

Pada perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ditutup naik 0,1%, indeks S&P 500 menguat 0,02%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,17%. Walaupun tipis, ketiga indeks saham acuan di AS tersebut ditutup di level tertingginya sepanjang masa.


Sejatinya, ada sentimen yang bisa mendukung aksi beli di bursa saham Negeri Paman Sam yakni hubungan antara AS dengan China di bidang perdagangan yang tampak kian mesra saja. Kini, ada kemungkinan yang besar bahwa delegasi AS akan bertolak ke Beijing guna menggelar negosiasi dagang.

Opsi tersebut mengemuka menyusul pernyataan dari Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. Berbicara di Gedung Putih dalam sesi briefing dengan reporter pada hari Senin (15/7/2019), Mnuchin mengatakan bahwa negosiasi tatap muka di Beijing mungkin terjadi jika perbincangan melalui sambungan telepon yang akan digelar pada minggu ini berlangsung produktif.

"Kami berencana menggelar perbincangan tingkat tinggi melalui sambungan telepon pada pekan ini dan jika kami membuat kemajuan yang signifikan, saya rasa ada peluang yang besar bahwa nantinya kami (Mnuchin & Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer) akan bertandang ke sana," kata Mnuchin seperti dikutip CNBC Indonesia dari Bloomberg, Selasa (16/7/2019).

Pembicaraan via sambungan telepon yang direncanakan pada pekan ini akan menjadi pembicaraan tingkat tinggi kedua sejak Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata dalam perang dagang kedua negara.

Kesepakatan ini terjadi selepas keduanya bersua di sela-sela gelaran KTT G20 pada akhir bulan lalu. Kedua pemimpin kemudian sepakat untuk memulai kembali negosiasi yang sebelumnya sempat terhenti pada bulan Mei.

Namun, kenaikan yang begitu besar yang sudah dibukukan oleh bursa saham AS membuat pelaku pasar tergiur untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diraup.

Dilansir dari CNBC International, sepanjang tahun ini indeks Dow Jones sudah melesat 17,28%, indeks S&P 500 meroket 20,24%, dan indeks Nasdaq Composite menguat 24,46%.

Pada hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Wall Street, di antaranya adalah Goldman Sachs, J.P. Morgan Chase, dan Wells Fargo.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas) Next Article The Fed Gak Bosan Bikin Jiper, Wall Street Rungkad

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular