Terdongkrak Pidato Jokowi, Harga SUN Menguat di Awal Pekan

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 July 2019 10:34
Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat di awal perdagangan hari ini, Senin.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat di awal perdagangan hari ini, Senin (15/7/2019) terdorong oleh pidato program pemerintahan Joko Widodo tadi malam.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
 

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
 

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 3,7 basis poin (bps) menjadi 7,2%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  



Kemarin, Jokowi menyampaikan lima tahapan utama pembangunan 5 tahun ke depan, yang diapresiasi oleh sebagian besar pasar keuangan hari ini.


Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 504 bps, menyempit dari posisi akhir pekan lalu 509 bps.

Yield US Treasury
10 tahun naik lagi hingga 2,12% dari posisi akhir pekan lalu 2,1%. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini inversi 3 bulan-10 tahun masih terjadi dengan selisih 1,9 bps, yang lumrah terjadi sejak perang dagang China-AS memanas pada April lalu.
 

Meskipun demikian, selisihnya masih jauh daripada posisi puncaknya 26 bps pada 3 Juni. 

Saat ini pelaku pasar global lebih menantikan inversi yang terjadi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang mulai terjadi pada awal tahun tetapi timbul dan tenggelam, sebagai indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain.  

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

  
Yield US Treasury Acuan 12 Jul'19
SeriBenchmarkYield 11 Jul'19 (%)Yield 12 Jul'19 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.1582.1553 bulan-5 tahun26.2
UST 20202 Tahun1.8521.8682 tahun-5 tahun-2.5
UST 20213 Tahun1.8331.853 tahun-5 tahun-4.3
UST 20235 Tahun1.8761.8933 bulan-10 tahun1.6
UST 202810 Tahun2.122.1392 tahun-10 tahun-27.1
Sumber: Refinitiv  


Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.000,36 triliun SBN, atau 39,21% dari total beredar Rp 2.551 triliun berdasarkan data per 11 Juli.  

Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 107,11 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya naik 0,7% dan 0,64% di awal perdagangan pagi ini. 

Dari pasar surat utang negara lain, koreksi terjadi secara luas dan penguatan hanya terjadi di India, Thailand, pasar bund di Jerman, OAT di Perancis, dan JGB Jepang.   

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 12 Jul'19 (%)Yield 15 Jul'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil7.27.288.00
China3.1893.1920.30
Jerman-0.245-0.252-0.70
Perancis0.0660.054-1.20
Inggris 0.8360.8380.20
India6.4936.488-0.50
Jepang-0.115-0.117-0.20
Malaysia3.6193.6230.40
Filipina5.0315.0441.30
Rusia7.337.363.00
Singapura1.9642.0044.00
Thailand2.022-2.00
Amerika Serikat2.1062.1241.80
Afrika Selatan8.038.096.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/tas) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular