Analisis

Poundsterling Menguat Lagi, Kali Ini Tanpa Fundamental

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 July 2019 16:09
Sikap dovish Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih menjadi penopang utama penguatan pound.
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (11/7/19), meski tanpa sentimen positif dari Inggris.

Sikap dovish Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih menjadi penopang utama penguatan pound.

Ketua The Fed Jerome Powell dalam paparannya di hadapan mengatakan bahwa investasi swasta di seluruh penjuru AS melemah. Powell menegaskan The Fed siap bertindak sesuai kebutuhan untuk mempertahankan ekspansi ekonomi AS.

Pelaku pasar menginterpretasikan kalimat "bertindak sesuai kebutuhan" sebagai pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat yang membuat dolar AS jeblok.

Paparan dari Powell tersebut juga dikonfirmasi oleh rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed yang berlangsung 20 Juni lalu. Notula yang dirilis dini hari tadi pukul 1:00 WIB menunjukkan para pejabat bank sentral Negeri Paman Sam memandang bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan perlu dieksekusi guna menjaga laju perekonomian.

"Beberapa anggota melihat bahwa pemangkasan federal funds rate dalam waktu dekat dapat membantu meminimalisir dampak dari guncangan terhadap ekonomi di masa depan," tulis risalah rapat The Fed, dilansir dari CNBC International.



Sore ini laporan stabilitas finansial dari Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) bisa jadi akan menggerakkan poundsterling lebih lanjut. 

Sampai saat ini, BOE masih menjadi bank sentral utama dunia yang masih mempertahankan sikap hawkish, laporan stabilitas finansial hari ini dapat memberikan gambaran apakah Sang Gubernur Mark Carney masih mempertahankan sikap tersebut atau berubah menjadi dovish mengikuti bank sentral utama lainnya.

Jika Carney merubah sikapnya maka ini akan menjadi hal baru, poundsterling berpotensi tertekan. Sebaliknya jika BOE tetap berniat menaikkan suku bunga secara bertahap dan terbatas, Mata Uang Inggris berpeluang menguat kembali. Pada pukul 15:40 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,2533, mengutip kuotasi MetaTrader 5. 

Analisis Teknikal

Grafik: GBP/USD Harian
Sumber: MetaTrader 5


Pada grafik harian, poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), tetapi masih di bawah MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).

Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.



Grafik: GBP/USD 30 Menit 
Sumber: MetaTrader 5


Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di atas MA 8, 21, tetapi di bawah 125. Indikator Stochastic bergerak naik mendekati wilayah jenuh beli (overbought) yang bisa membatasi penguatan di resisten (tahanan atas) US$ 1,2558.

Jika mampu menembus resisten tersebut, poundsterling berpeluang menguat ke area US$ 1,2591. Sementara jika tertahan di bawah resisten, Mata Uang Negeri Elizabeth ini kemungkinan akan terkoreksi turun ke support (tahanan bawah) US$ 1,2515. Penembusan di bawah support akan berpeluang melemahkan pound ke level US$ 1,2480.

Level US$ 1,2480 menjadi resisten (tahanan atas) terdekat, jika mampu menembus dan bergerak konsisten di atas level tersebut, poundsterling berpeluang naik ke level menuju level US$ 1,2515.

Namun, selama tertahan di bawah level US$ 1,2480, pound berpeluang terus melemah ke level US$ 1,2441. Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang ke area US$ 1,2400.
(pap/hps) Next Article Support Kuat Jebol, Pound Berpeluang Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular