
Ngenes! Stok Berkurang, Harga CPO Tetap Tak Bisa Naik
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 July 2019 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen negatif masih terus membayangi harga minyak sawit global. Pasalnya, kemarin (10/7/2019), Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mengumumkan penurunan stok minyak sawit Negeri Jiran pada bulan Juni hanya sebesar 0,97% seraca bulanan (month-on-month/MoM).
Padahal sebelumnya konsensus analis yang dihimpun Reuters memperkirakan penurunan stok bisa sebesar 4% MoM.
Penurunan stok yang minim terjadi akibat nilai volume ekspor yang anjlok hingga 19,4% MoM di bulan Juni. Memang, penurunan ekspor di bulan Juni agaknya bisa dipahami karena Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2019. Otomatis permintaan ekspor akan memuncak di bulan Mei.
Namun, penurunan ekspor tidak dibarengi oleh penurunan produksi yang setimpal. Sepanjang bulan Juni, produksi hanya turun 9,2% MoM.
Dua faktor tersebut menyebabkan keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) masih tetap timpang.
Sebagai informasi, posisi stok minyak sawit Malaysia di bulan Juni mencapai 2,42 juta ton, atau 10% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Masih belum terlihat adanya harapan perbaikan fundamental di pasar minyak sawit.
Alhasil pada perdagangan hari Kamis (11/7/2019) hingga pukul 10:30 WIB, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) masih stagnan di posisi MYR 1.937/ton (US$ 469,76/ton) atau terendah sejak September 2015.
Sehari sebelumnya, harga CPO tercatat melemah 0,26% dan merupakan pelemahan hari ke-3 secara beruntun.
Teranyar, surveyor kargo Societe Generale de Surveillance (SGS) mengatakn bahwa ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-10 Juli 2019 hanya sebesar 366,24 ribu ton atau turun 2,9% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.
Sinyal-sinyal perlambatan permintaan masih terus muncul dan membebani harga CPO.
Keterbatasan pergerakan harga CPO hari ini juga hanya disebabkan oleh kenaikan harga saingannya, minyak kedelai. Jika saja minyak kedelai tak naik, kemungkinan harga CPO juga akan melemah lagi.
Harga minyak kedelai kontrak pengiriman Agustus di bursa Chicago Board od Trade (CBOT) menguat 0,3% kemarin (10/7/2019).
Inggris Bicara Soal Kebijakan CPO Uni Eropa
[Gambas:Video CNBC]
Pergerakan harga minyak kedelai dan minyak sawit memang seringkali memberi pengaruh yang searah. Sebab keduanya merupakan produk substitusi yang bersaing di pasar minyak nabati global.
Sebagai informasi, Malaysia merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia, hanya kalah dari Indonesia. Namun bursa CPO derivatif paling aktif ada di Malaysia, sehingga memiliki pengaruh yang besar pada pergerakan harga global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Top Banget! Harga CPO Melesat Dekati Rp 1,04 juta/ton
Padahal sebelumnya konsensus analis yang dihimpun Reuters memperkirakan penurunan stok bisa sebesar 4% MoM.
Penurunan stok yang minim terjadi akibat nilai volume ekspor yang anjlok hingga 19,4% MoM di bulan Juni. Memang, penurunan ekspor di bulan Juni agaknya bisa dipahami karena Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2019. Otomatis permintaan ekspor akan memuncak di bulan Mei.
Namun, penurunan ekspor tidak dibarengi oleh penurunan produksi yang setimpal. Sepanjang bulan Juni, produksi hanya turun 9,2% MoM.
Sebagai informasi, posisi stok minyak sawit Malaysia di bulan Juni mencapai 2,42 juta ton, atau 10% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Masih belum terlihat adanya harapan perbaikan fundamental di pasar minyak sawit.
Alhasil pada perdagangan hari Kamis (11/7/2019) hingga pukul 10:30 WIB, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) masih stagnan di posisi MYR 1.937/ton (US$ 469,76/ton) atau terendah sejak September 2015.
Sehari sebelumnya, harga CPO tercatat melemah 0,26% dan merupakan pelemahan hari ke-3 secara beruntun.
Teranyar, surveyor kargo Societe Generale de Surveillance (SGS) mengatakn bahwa ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-10 Juli 2019 hanya sebesar 366,24 ribu ton atau turun 2,9% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.
Sinyal-sinyal perlambatan permintaan masih terus muncul dan membebani harga CPO.
Keterbatasan pergerakan harga CPO hari ini juga hanya disebabkan oleh kenaikan harga saingannya, minyak kedelai. Jika saja minyak kedelai tak naik, kemungkinan harga CPO juga akan melemah lagi.
Harga minyak kedelai kontrak pengiriman Agustus di bursa Chicago Board od Trade (CBOT) menguat 0,3% kemarin (10/7/2019).
Inggris Bicara Soal Kebijakan CPO Uni Eropa
[Gambas:Video CNBC]
Pergerakan harga minyak kedelai dan minyak sawit memang seringkali memberi pengaruh yang searah. Sebab keduanya merupakan produk substitusi yang bersaing di pasar minyak nabati global.
Sebagai informasi, Malaysia merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia, hanya kalah dari Indonesia. Namun bursa CPO derivatif paling aktif ada di Malaysia, sehingga memiliki pengaruh yang besar pada pergerakan harga global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Top Banget! Harga CPO Melesat Dekati Rp 1,04 juta/ton
Most Popular