
Makin Miris, Harga CPO Sulit Gerak & Turun Lagi
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
04 July 2019 10:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) masih terbatas. Meski menguat tipis, sejatinya faktor fundamental (pasokan-permintaan) di pasar CPO masih lemah.
Pada perdagangan hari Kamis (4/7/2019) pukul 10:30 WIB, harga CPO kontrak pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) naik 0,05% ke level MYR 1.957/ton. Penguatan terjadi setelah harga CPO ditutup melemah 0,56% pada perdagangan Rabu (3/7/2019).
Kenaikan harga CPO hari ini lebih disebabkan oleh sentimen positif yang datang dari komoditas-komoditas lain.
Salah satunya adalah minyak kedelai.
Harga minyak kedelai kontrak pengiriman September di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) melesat 1,3% pada penutupan perdagangan Rabu (3/7/2019). Sementara para hari Kamis, (4/7/2019) bursa AS tutup karena memperingati hari kemerdekaan.
Pergerakan harga minyak kedelai memang seringkali memberi pengaruh searah pada harga CPO. Pasalnya minyak kedelai merupakan produk substitusi minyak sawit yang bersaing demi mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Selain itu, harga CPO juga mendapat suntikan energi positif dari kenaikan harga minyak bumi.
Kemarin, harga Brent dan light sweet (WTI) ditutup menguat masing-masing sebesar 2,28% dan 1,94%.
Sebagaimana yang telah diketahui, CPO merupakan salah satu bahan baku biosolar atau minyak diesel nabati. Bahkan di Eropa, lebih dari separuh penggunaan CPO adalah untuk keperluan produksi biosolar.
Alhasil, kenaikan kenaikan harga minyak bumi akan mendorong kenaikan harga biosolar. Hal itu membuat harga-harga bahan baku biosolar, termasuk CPO punya ruang untuk naik.
Namun, faktor fundamental yang masih belum bagus masih tetap menjadi beban yang terus menghambat kenaikan harga CPO.
Jumat (28/6/2019) pekan lalu, surveyor kargo Intertek Testing Services (ITS) mengatakan ekspor produk-produk sawit Malaysia pada bulan Juni hanya sebesar 1,34 juta ton atau amblas 19,9% dibanding bulan sebelumnya.
Senada, surveyor kargo Amspec Agri Malaysia juga mencatat ekspor sawit Malaysia bulan Juni berkurang 19,6% secara bulanan (month-on-month).
Perlambatan ekspor menjadi satu indikasi bahwa permintaan sedang tidak bagus. Dampaknya, akan semakin banyak hasil produksi perkebunan sawit yang tidak terserap oleh pasar.
Tekanan Global yang Bikin Harga CPO Jatuh
[Gambas:Video CNBC]
Inventori minyak sawit di Malaysia pun berisiko untuk naik lagi.
Sebagai informasi, posisi inventori minyak sawit Malaysia per akhir bulan Mei 2019 mencapai 2,44 juta ton, atau lebih tinggi 11% dari tahun sebelumnya.
Sesuai hukum ekonomi, pasokan yang melimpah akan membuat harga barang semakin murah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Top Banget! Harga CPO Melesat Dekati Rp 1,04 juta/ton
Pada perdagangan hari Kamis (4/7/2019) pukul 10:30 WIB, harga CPO kontrak pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) naik 0,05% ke level MYR 1.957/ton. Penguatan terjadi setelah harga CPO ditutup melemah 0,56% pada perdagangan Rabu (3/7/2019).
Salah satunya adalah minyak kedelai.
Harga minyak kedelai kontrak pengiriman September di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) melesat 1,3% pada penutupan perdagangan Rabu (3/7/2019). Sementara para hari Kamis, (4/7/2019) bursa AS tutup karena memperingati hari kemerdekaan.
Pergerakan harga minyak kedelai memang seringkali memberi pengaruh searah pada harga CPO. Pasalnya minyak kedelai merupakan produk substitusi minyak sawit yang bersaing demi mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Selain itu, harga CPO juga mendapat suntikan energi positif dari kenaikan harga minyak bumi.
Kemarin, harga Brent dan light sweet (WTI) ditutup menguat masing-masing sebesar 2,28% dan 1,94%.
Sebagaimana yang telah diketahui, CPO merupakan salah satu bahan baku biosolar atau minyak diesel nabati. Bahkan di Eropa, lebih dari separuh penggunaan CPO adalah untuk keperluan produksi biosolar.
Alhasil, kenaikan kenaikan harga minyak bumi akan mendorong kenaikan harga biosolar. Hal itu membuat harga-harga bahan baku biosolar, termasuk CPO punya ruang untuk naik.
Namun, faktor fundamental yang masih belum bagus masih tetap menjadi beban yang terus menghambat kenaikan harga CPO.
Jumat (28/6/2019) pekan lalu, surveyor kargo Intertek Testing Services (ITS) mengatakan ekspor produk-produk sawit Malaysia pada bulan Juni hanya sebesar 1,34 juta ton atau amblas 19,9% dibanding bulan sebelumnya.
Senada, surveyor kargo Amspec Agri Malaysia juga mencatat ekspor sawit Malaysia bulan Juni berkurang 19,6% secara bulanan (month-on-month).
Perlambatan ekspor menjadi satu indikasi bahwa permintaan sedang tidak bagus. Dampaknya, akan semakin banyak hasil produksi perkebunan sawit yang tidak terserap oleh pasar.
Tekanan Global yang Bikin Harga CPO Jatuh
[Gambas:Video CNBC]
Inventori minyak sawit di Malaysia pun berisiko untuk naik lagi.
Sebagai informasi, posisi inventori minyak sawit Malaysia per akhir bulan Mei 2019 mencapai 2,44 juta ton, atau lebih tinggi 11% dari tahun sebelumnya.
Sesuai hukum ekonomi, pasokan yang melimpah akan membuat harga barang semakin murah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Top Banget! Harga CPO Melesat Dekati Rp 1,04 juta/ton
Most Popular