Tidak Pedulikan Data Inflasi China, Yuan Kembali Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 July 2019 19:28
Mata uang yuan kembali menguat melawan rupiah pada Rabu menjauhi titik terendah 6 bulan yang disentuh pada Jumat (5/7/19) pekan lalu.
Foto: Pekerja menghitung uang di pusat penghitungan uang tunai perusahaan angkutan umum di Huaian, provinsi Jiangsu, China. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNBC Indoensia - Mata uang yuan China kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (10/7/19) menjauhi titik terendah enam bulan yang disentuh pada Jumat (5/7/19) pekan lalu.

Pada pukul 17:30 WIB, yuan diperdagangkan di kisaran Rp 2.051,80 atau menguat 0,13% di pasar spot, melansir data Refinitiv.





Rilis data dari China hari ini menunjukkan inflasi sektor konsumen atau indeks harga konsumen (CPI) bulan Juni tumbuh 2,7% year-on-year sama dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Terlihat cukup bagus, tetapi jika melihat data inflasi sektor produsen atau indeks harga produsen (PPI) stagnan 0% di periode yang sama.



PPI nol persen di bulan Juni tersebut merupakan yang terendah sejak Agustus 2016, dan memicu kecemasan akan pelambatan inflasi (CPI) ke depannya. Jika harga-harga di level produsen tidak mengalami kenaikan, berarti harga jual juga akan stagnan, yang tentunya membuat harga beli konsumen tidak berubah.

Pada perdagangan Selasa kemarin, yuan batal menguat melawan rupiah dan berakhir melemah tipis. Padahal data menunjukkan cadangan devisa China melonjak tajam. Hal ini menunjukkan performa rupiah cukup bagus melawan yuan China. Mata Uang Panda masih cenderung berada dalam tren menurun melawan Mata Uang Garuda sejak awal Mei.

Berikut tabel pergerakan yuan melawan rupiah di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.



TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular