
Asing Ramai Lepas Saham Kalbe Hari Ini, Ada Apa?
tahir saleh, CNBC Indonesia
10 July 2019 17:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masuk di urutan pertama saham yang banyak dilepas asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu ini (10/7/2019).
Investor asing lepas (net sell) saham emiten farmasi dan kesehatan ini mencapai Rp 79,92 miliar.
Data perdagangan BEI bahkan mencatat, dalam 6 hari perdagangan terakhir sejak pekan lalu, saham Kalbe dijual hingga Rp 119 miliar di semua pasar, dan secara tahun berjalan atau year to date (ytd), asing keluar hingga Rp 1,08 triliun, paling terbesar aksi jual dilakukan di pasar reguler yakni Rp 555,11 miliar.
Kendati banyak dilepas asing, saham KLBF hari ini ditutup justru menguat 1,03% di level Rp 1.465/saham seiring dengan sokongan aksi beli yang dilakukan investor domestik. Secara ytd, saham KLBF sudah amblas 3,62% sejak Januari silam.
Aksi korporasi Kalbe Farma tampaknya tidak begitu direspons positif oleh investor asing, kendati lokal masih menaruh harapan atas saham ini.
Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius memaparkan bahwa perseroan sedang mengembangkan produksi obat menggunakan teknologi biologi (biotech).
Dalam hal ini, Kalbe Farma berkolaborasi dengan perusahaan China Shandong Kexin untuk kerja sama teknis berupa transfer teknologi dan bekerjasama membentuk perusahaan patungan dengan Korea Selatan Genexine.
"Kami kolaborasi dengan pemain dari China dan Korsel. Pabriknya sudah siap Februari tahun lalu. Diharapkan secara fisik siap akhir tahun ini dan bisa produksi komersial sehingga awal tahun depan siap produksi dengan bahan baku lokal," papar Vidjongtius usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan bisnis sebesar 6%-8%. Pertumbuhan itu akan disokong oleh sejumlah inovasi yakni memproduksi obat dengan teknologi biotech, pembangunan pabrik baru, dan penambahan anggaran riset atau research and development (R&D).
"Tahun 2019 kami targetkan tumbuh 6%-8%. Jadi, lebih baik dibanding pertumbuhan 2018," kata Direktur Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata, dalam kesempatan usai RUPST tersebut.
Tahun ini juga Kalbe Farma menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,2 triliun- Rp1,5 triliun, salah satunya akan digunakan untuk pembangunan pabrik di Kawasan Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Dana capex berasal dari kas internal perusahaan dan pabrik seluas 36 hektare tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kapasitas produksi.
Simak strategi bisnis Kalbe di tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/dob) Next Article Laba Naik Tipis, Kalbe Farma Tebar Dividen Rp 1,2 T
Investor asing lepas (net sell) saham emiten farmasi dan kesehatan ini mencapai Rp 79,92 miliar.
Data perdagangan BEI bahkan mencatat, dalam 6 hari perdagangan terakhir sejak pekan lalu, saham Kalbe dijual hingga Rp 119 miliar di semua pasar, dan secara tahun berjalan atau year to date (ytd), asing keluar hingga Rp 1,08 triliun, paling terbesar aksi jual dilakukan di pasar reguler yakni Rp 555,11 miliar.
Kendati banyak dilepas asing, saham KLBF hari ini ditutup justru menguat 1,03% di level Rp 1.465/saham seiring dengan sokongan aksi beli yang dilakukan investor domestik. Secara ytd, saham KLBF sudah amblas 3,62% sejak Januari silam.
Aksi korporasi Kalbe Farma tampaknya tidak begitu direspons positif oleh investor asing, kendati lokal masih menaruh harapan atas saham ini.
Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius memaparkan bahwa perseroan sedang mengembangkan produksi obat menggunakan teknologi biologi (biotech).
"Kami kolaborasi dengan pemain dari China dan Korsel. Pabriknya sudah siap Februari tahun lalu. Diharapkan secara fisik siap akhir tahun ini dan bisa produksi komersial sehingga awal tahun depan siap produksi dengan bahan baku lokal," papar Vidjongtius usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan bisnis sebesar 6%-8%. Pertumbuhan itu akan disokong oleh sejumlah inovasi yakni memproduksi obat dengan teknologi biotech, pembangunan pabrik baru, dan penambahan anggaran riset atau research and development (R&D).
"Tahun 2019 kami targetkan tumbuh 6%-8%. Jadi, lebih baik dibanding pertumbuhan 2018," kata Direktur Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata, dalam kesempatan usai RUPST tersebut.
Tahun ini juga Kalbe Farma menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,2 triliun- Rp1,5 triliun, salah satunya akan digunakan untuk pembangunan pabrik di Kawasan Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Dana capex berasal dari kas internal perusahaan dan pabrik seluas 36 hektare tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kapasitas produksi.
Simak strategi bisnis Kalbe di tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/dob) Next Article Laba Naik Tipis, Kalbe Farma Tebar Dividen Rp 1,2 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular