Rekomendasi Take Profit, Saham Erajaya Langsung Amblas!

tahir saleh, CNBC Indonesia
09 July 2019 16:41
Harga saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dalam sebulan terakhir sedang dalam tren menguat.
Foto: detikFoto/Grandyos Zafna
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dalam sebulan terakhir sedang dalam tren menguat sekitar 87% pada Juni lalu. Sejumlah sentimen menjadi katalis yang mengangkat harga saham emiten peritel handphone tersebut, salah satunya pelarangan penjualan ponsel ilegal.

Namun data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ini (9/7/2019) menunjukkan, saham ERAA akhirnya melorot 2,97% di level Rp  1.960/saham, dengan nilai transaksi Rp 154 miliar dengan volume perdagangan 78,60 juta saham. 

Aksi jual bersih banyak dilakukan oleh investor domestik sepanjang hari ini, sementara investor asing malah net buy alias beli bersih Rp 2,75 miliar di semua pasar. Namun secara year to date atau tahun berjalan saham ERAA dijual asing Rp 38 miliar di semua pasar, dengan pelemahan harga saham sebesar 11%.


Aksi jual investor domestik besar kemungkinan juga dipengaruhi oleh rekomendasi yang dikeluarkan PT RHB Sekuritas Indonesia pada Selasa pagi (9/7).

Dalam risetnya, RHB Sekuritas juga menurunkan rekomendasi atas saham ERAA menjadi Take Profit (ambil untung) dari sebelumnya Buy. Rekomendasi ini diberikan lantaran saham ERAA sudah mengalami reli dalam sebulan terakhir hingga 70% dan sudah menyentuh target harga.

"Kami melanjutkan memasukkan saham ERAA ini, pemimpin distributor ponsel pintar di Indonesia, seiring dengan potensi regulasi IMEI yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan," tulis Michael W Setjoadi dan Jessica Pratiwi, analis RHB, dalam risetnya, dikutip CNBC Indonesia.

"Meski begitu, kami menyarankan untuk Take Profit [ambil untung] dan menunggu regulasi tersebut direalisasikan," tegas mereka. 

Menurut RHB, mereka sudah bertemu dengan salah satu Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang mengungkapkan bahwa beberapa regulasi soal ini memang tengah masuk pembahasan draft, salah satunya berkaitan dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI).

"Komisioner BRTI mengonfirmasi bahwa regulasi tersebut dijadwalkan akan diteken pada 17 Agustus mendatang. Dia [Komisioner BRTI] juga menyebut bahwa ponsel ilegal (BM) yang sudah ada (eksis) tidak berdampak, selama pemilik melakukan registrasi selama masa periode tenggang [grace period]."

RHB mengungkapkan masa tenggang ini diprediksi berlangsung 1-2 tahun ke depan. "Dampak positif ke penjualan ERAA akan terlihat setelah grace period berakhir," tulis riset RHB.

Sebulan terakhir ini, pelarangan penjualan handphone ilegal, melalui registrasi IMEI, jadi salah satu katalis yang mendorong investor membeli saham ERAA. Selain itu, ada kabar yang menyebutkan ERAA akan menjual rokok elektronik yang sedang populer di Amerika Serikat, Juul.

Simak apa kata bos ERAA soal ponsel ilegal.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/hps) Next Article Ini Dampak Aturan IMEI Bagi Penjualan Ponsel di Masa Pandemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular