Ada 15 Emiten Asuransi di Bursa tapi Tak Likuid, Kenapa?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 July 2019 16:35
Kalangan analis menilai saham-saham emiten asuransi di pasar modal saat ini tak banyak ditransaksikan.
Foto: Infografis, Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis menilai saham-saham emiten asuransi di pasar modal saat ini tak banyak ditransaksikan. Salah satunya karena rendahnya jumlah saham beredar dari perusahaan-perusahaan asuransi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan saham-saham asuransi ini dinilai kurang atraktif. Salah satunya karena tingkat likuiditas yang masih rendah dan kapitalisasi pasarnya yang juga terbilang kecil.

"Memang likuiditasnya kurang baik, sehingga kurang menarik. Mungkin market cap-nya [kapitalisasi pasar] juga kurang besar," kata Suria kepada CNBC Indonesia di Jakarta, belum lama ini.


Sebagai perbandingan, saat ini ada 15 emiten asuransi yang tercatat per 8 Juli 2019, termasuk asuransi jiwa, asuransi umum hingga reasuransi. Adapun ke-15 emiten tersebut yakni:

1. PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA)
2. PT Asuransi Harta Aman Tbk (AHAP)
3. PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG)
4. PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI)
5. PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM)
6. PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT)
7. PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (ASMI)
8. PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM)
9. PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS)
10. PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI)
11. PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI)
12. PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI)
13. PT Paninvest Tbk (PNIN)
14. PT Asuransi Tugu Pratama Tbk (TUGU)
15. PT Victoria Insurance Tbk (VINS)

Menurut Suria, selain karena pengaruh sebaran investor publik rendah dan market cap juga lebih kecil, emiten-emiten asuransi juga kurang aktif dalam melakukan aksi korporasi dan pengembangan usaha.


Penyebab lainnya kurang daya tarik sektor ini juga disebabkan karena tak banyaknya investor yang memahami industri asuransi di Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh Head of Research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda.

"Karena masih kurangnya pemahaman dari investor terkait prospek perusahaan asuransi di Indonesia. Industri asuransi masih dianggap sebagai pilihan nomor kesekian dibandingkan dengan perbankan," kata Thendra kepada CNBC Indonesia.

Padahal dia menilai industri asuransi terutama asuransi jiwa memiliki pertumbuhan yang menarik. Didorong oleh meningkatnya kelas menengah di Indonesia dan bertumbuhnya kesadaran akan pentingnya asuransi.

Simak ulasan soal kendala di sektor asuransi, termasuk klaim.

[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article Investasi di Saham Asuransi, Mana yang Paling Cuan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular