Hari Ini BI Pangkas GWM, Likuiditas Bank Tambah Rp 25 T

Roy Franedya, CNBC Indonesia
01 July 2019 10:03
Bank Indonesia (BI) menurunkan GWM sebesar 50 bps menjadi 6% bagi bank umum dan 4,5% bagi bank syariah.
Foto: Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Aturan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah baru mulai berlaku hari ini (1/7/2019). Bank Indonesia (BI) menurunkan GWM sebesar 50 bps menjadi 6% bagi bank umum dan 4,5% bagi bank syariah.

Dengan penurunan GWM ini, dana pihak ketiga (DPK) bank akan meningkat 0,5% dan bank juga mendapatkan tambahan likuiditas Rp 25 triliun. Tambahan likuiditas ini membuat bank bisa bernafas lega karena loan to deposit (LDR) yang berada di level 94% dan bank bisa meningkatkan penyaluran kredit.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit pada April 2019 tercatat 11,1% (yoy). Sayangnya, angka tersebut menurun dibandingkan dengan pertumbuhan kredit Maret 2019 sebesar 11,5% (yoy). Perry mengatakan sikluls kredit belum optimum.

"Siklus kredit yang berada di bawah level optimum dan terdapatnya potensi peningkatan kredit memungkinkan berlanjutnya kebijakan makroprudensial akomodatif. Bank Indonesia memprakirakan kredit perbankan 2019 berada pada kisaran 10-12% (yoy) sedangkan DPK tumbuh dalam kisaran 8-10%," ujar Perry dalam konferensi Pers pengumuman 7-days repo rate di Gedung BI, Jakarta, Pekan lalu.


"Maka dengan penurunan GWM maka tambahan bank Rp 25 triliun dan pertumbuhan kredit ke batas atas 10-12%. Selama ini kita sudah tambah [likuiditas] melalui operasi moneter (OM) dan tergantung preferensi masing-masing bank. DPK semua bank akan naik 0,5%," jelasnya.

Penurunan GWM akan membuat bank memiliki likuiditas lebih untuk menggenjot kredit. Dengan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi diharapkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik lagi.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan penurunan GWM bukan masalah besarannya tetapi sinyal yang diberikan oleh bank sentral kepada pelaku pasar. Sinyal yang ingin disampaikan adalah BI mau melonggarkan kebijakan moneter dan meringankan likuiditas.

"Sebenarnya bank sentral itu memperhatikan bank sentral lain juga. Tak mungkin dia bikin langkah lain sendiri. Misalnya, The Fed bikin 5, Malaysia & Thailand [beri] 5. Jadi katakanlah seperti kemarin [suku] bunga kebijakannya tetap dia coba cari opsi lain memberi sinyal," ujar Darmin ketika ditemui di Jakarta, Jumat (21/6/2019).

"Bank sentral itu enggak selalu harus melihat besarnya dari dampak kebijakan yang dibuat tapi sinyal yang diberikan. Sinyal yang diberikan kalau GWM diturunkan, dia mau melonggarkan dan meringankan likuiditas. Indikasi ini akan dibaca oleh sektor keuangan."

Simak video penjelasan BI soal pemangkasan GWM di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]


(roy/dru) Next Article BI Turunkan GWM 50 Bps, Likuiditas Bank Bertambah Rp 25 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular