BI Pastikan Likuiditas Bank Aman, Bunga Kredit Bakal Naik?

Market - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
23 August 2022 18:05
FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejalan dengan keputusan menaikkan suku bunga acuan menjadi 3,75%, Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi likuiditas di perbankan dan perekonomian tetap longgar.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara bertahap dan pemberian insentif GWM berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas dan intermediasi perbankan.

"Pada Juli 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 27,92%, sehingga tetap mendukung kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit," papar Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Selasa (23/8/2022).

Likuiditas perekonomian juga tetap longgar, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 14,89% (yoy) dan 9,58% (yoy).

Adapun, intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan dan mendukung pemulihan ekonomi. Perry mencatat pertumbuhan kredit pada Juli 2022 tercatat sebesar 10,71% (yoy), ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit pada sebagian besar sektor ekonomi.

Sementara itu, pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,2 (yoy) pada Juli 2022.

"Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi didukung oleh standar penyaluran kredit perbankan yang tetap longgar, terutama di sektor Industri, Pertanian dan Perdagangan seiring membaiknya appetite penyaluran kredit," ungkapnya.

Lebih lanjut, BI menegaskan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada Agustus 2022 tidak menjadi indikator utama yang mempengaruhi kenaikan bunga kredit. Menurutnya, pergerakan kredit perbankan lebih ditentukan oleh penawaran dan permintaan.

"Penawaran kredit perbankan itu salah satunya dipengaruhi suku bunga kredit, tapi bukan satu-satunya faktor," kata Perry.

Dia menyebutkan faktor lain yang mempengaruhi kenaikan kredit bank adalah likuiditas. Saat ini, dia menilai likuiditas perbankan sangat berlebih dan kemampuan penawaran kreditnya tinggi.

"Lending standar, appetite atau keinginan perbankan untuk menyalurkan kredit pun meningkat," ungkap Perry.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Negara-negara Ini Sudah Naikkan Bunga, Indonesia Menyusul?


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading