Pantau Perkembangan KTT G20, Dolar AS dalam "Mode Defensif"

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 June 2019 21:05
Fokus utama dalam konferensi kali ini adalah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
Foto: Ilustrasi Mata Uang Yuan dan Dolar AS (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat (28/9/19) saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dimulai. Fokus utama dalam konferensi kali ini adalah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.

Dua pemimpin tersebut dijadwalkan akan bertemu pada Sabtu (29/6/19) besok, dengan agenda membahas perang dagang. Efeknya dolar berada dalam "mode defensif" dalam dua hari terakhir, sebab hasil pertemuan tersebut bisa menentukan arah kebijakan moneter Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) nantinya.

Pada pukul 20:23 WIB, indeks dolar melemah 0,12% ke level 96,07, melansir data Refinitiv. Indeks ini dibentuk dari enam mata uang utama, dan dijadikan tolak ukur kekuatan dolar.


Perang dagang yang berlarut-larut antara AS dengan China membuat perekonomian global mengalami pelambatan. Beberapa bank sentral utama dunia berancang-ancang untuk melakukan pelonggaran moneter, termasuk The Fed.

The Fed sudah membuka peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini, yang membuat dolar AS jeblok belakangan ini. Namun rencana bank sentral pimpinan Jerome Powell tersebut bisa mengubah sikap seandainya pertemuan Trump-Xi menghasilkan damai dagang.

The Fed kemungkinan akan melihat respon ekonomi AS terhadap damai dagang, dan menunggu data-data terbaru sebelum mengambil keputusan memangkas suku bunga.


Skenario lain yang bisa terjadi adalah perang dagang yang memburuk jika pertemuan Trump-Xi buntu. Saling balas menaikkan bea impor bisa terjadi lagi sehingga pelambatan ekonomi global berpotensi semakin dalam dan The Fed bisa jadi memenuhi ekspektasi pasar dengan memangkas suku bunga pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia) nanti.

Belum adanya kepastian hasil pertemuan tersebut membuat dolar dan mata uang lainnya belum mengalami pergerakan besar pada hari ini. Apalagi penasihat ekonomi Presiden Trump, Larry Kudlow melempar pernyataan yang direspon negatif oleh dolar AS.


Kudlow mengatakan Gedung Putih masih bisa mengenakan bea impor baru yang sudah direncanakan sebelumnya terhadap berbagai produk dari China.

Ketika ditanya mengenai pernyataan Trump sebelumnya terkait hubungan dagang AS-China, Kudlow mengatakan kepada Fox News bahwa sang presiden menunjukkan ia sangat senang dengan kondisi saat ini dan dengan posisi negaranya dalam perundingan dagang.

"Dan, jika diperlukan, kami mungkin bergerak, kami mungkin mengenakan bea impor tambahan," lanjutnya, dilansir dari CNBC International.

Akibat pernyataannya dolar AS pun cenderung tertekan pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Hari Ini Harga Emas Turun, Ini Penjelasan Teknikalnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular