
Analisis
KTT G20 Dimulai, Begini Arah Pergerakan Harga Emas ke Depan
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 June 2019 17:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan Jumat (28/6/19) di saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tokyo, Jepang, resmi dimulai.
Fokus dari KTT G20 tertuju pada pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping yang akan membahas perang dagang kedua negara.
Di saat harapan akan adanya damai dagang muncul, penasihat ekonomi Presiden Trump, Larry Kudlow malah mengatakan Gedung Putih masih bisa mengenakan bea impor baru yang sudah direncanakan sebelumnya terhadap berbagai produk dari China.
Ketika ditanya mengenai pernyataan Trump sebelumnya terkait hubungan dagang AS-China, Kudlow mengatakan kepada Fox News bahwa sang presiden menunjukkan ia sangat senang dengan kondisi saat ini dan dengan posisi negaranya dalam perundingan dagang.
"Dan, jika diperlukan, kami mungkin bergerak, kami mungkin mengenakan bea impor tambahan," lanjutnya, dilansir dari CNBC International.
Pernyataan Kudlow tersebut membuat harapan akan adanya damai dagang menipis, melihat sejarah perundingan dagang kedua negara yang selalu berakhir buntu. Jika perang dagang akhirnya malah tereskalasi, maka perekonomian global akan semakin terancam, begitu juga perekonomian Paman Sam.
Memburuknya ekonomi AS tentunya membuat spekulasi Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga secara agresif kembali muncul. Spekulasi tersebut merupakan pemicu kenaikan harga emas hingga ke level tertinggi sejak Agustus 2013 pada Selasa (25/6/19) lalu.
Hasil pertemuan Trump-Xi baru akan diketahui akhir pekan nanti, dan emas baru akan merespon di hari Senin. Pada pukul 16:13 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.415 per troi ons, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
Sesuai dengan analisis Kamis kemarin, emas berhasil menguat setelah mampu bertahan di atas level US$ 1.400. Terbukti area tersebut menjadi level psikologis bagi logam mulia. Belum ada perubahan secara teknikal untuk emas.
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau), dan MA 125 hari (garis biru).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona positif dan bergerak naik, memberikan gambaran sentimen bullish atau kenaikan emas. Sementara indikator Stochastic sudah turun dari wilayah jenuh beli (overbought), yang memberikan ruang logam mulia untuk naik kembali.
Pada time frame 30 menit, emas bergerak di kisaran MA 8,21, dan 125. Indikator MACD bergerak turun tetapi berada di wilayah positif. Sementara indikator Stochastic bergerak naik namun belum mencapai level jenuh beli (overbought).
Emas terlihat memangkas penguatan, selama bertahan di atas US$ 1.412, logam mulai berpeluang menguat kembali ke area US$ 1.420. Penembusan di atas level tersebut akan membawa emas ke area US$ 1.428.
Sementara, jika menembus ke bawah level psikologis US$ 1.412, emas berpotensi turun ke US$ 1.405, atau lebih dalam menguji kembali level psikologis area US$ 1.400.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Hari Ini Harga Emas Turun, Ini Penjelasan Teknikalnya
Fokus dari KTT G20 tertuju pada pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping yang akan membahas perang dagang kedua negara.
Di saat harapan akan adanya damai dagang muncul, penasihat ekonomi Presiden Trump, Larry Kudlow malah mengatakan Gedung Putih masih bisa mengenakan bea impor baru yang sudah direncanakan sebelumnya terhadap berbagai produk dari China.
"Dan, jika diperlukan, kami mungkin bergerak, kami mungkin mengenakan bea impor tambahan," lanjutnya, dilansir dari CNBC International.
Pernyataan Kudlow tersebut membuat harapan akan adanya damai dagang menipis, melihat sejarah perundingan dagang kedua negara yang selalu berakhir buntu. Jika perang dagang akhirnya malah tereskalasi, maka perekonomian global akan semakin terancam, begitu juga perekonomian Paman Sam.
Memburuknya ekonomi AS tentunya membuat spekulasi Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga secara agresif kembali muncul. Spekulasi tersebut merupakan pemicu kenaikan harga emas hingga ke level tertinggi sejak Agustus 2013 pada Selasa (25/6/19) lalu.
Hasil pertemuan Trump-Xi baru akan diketahui akhir pekan nanti, dan emas baru akan merespon di hari Senin. Pada pukul 16:13 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.415 per troi ons, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Sesuai dengan analisis Kamis kemarin, emas berhasil menguat setelah mampu bertahan di atas level US$ 1.400. Terbukti area tersebut menjadi level psikologis bagi logam mulia. Belum ada perubahan secara teknikal untuk emas.
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau), dan MA 125 hari (garis biru).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona positif dan bergerak naik, memberikan gambaran sentimen bullish atau kenaikan emas. Sementara indikator Stochastic sudah turun dari wilayah jenuh beli (overbought), yang memberikan ruang logam mulia untuk naik kembali.
![]() Sumbr: MetaTrader 5 |
Pada time frame 30 menit, emas bergerak di kisaran MA 8,21, dan 125. Indikator MACD bergerak turun tetapi berada di wilayah positif. Sementara indikator Stochastic bergerak naik namun belum mencapai level jenuh beli (overbought).
Emas terlihat memangkas penguatan, selama bertahan di atas US$ 1.412, logam mulai berpeluang menguat kembali ke area US$ 1.420. Penembusan di atas level tersebut akan membawa emas ke area US$ 1.428.
Sementara, jika menembus ke bawah level psikologis US$ 1.412, emas berpotensi turun ke US$ 1.405, atau lebih dalam menguji kembali level psikologis area US$ 1.400.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Hari Ini Harga Emas Turun, Ini Penjelasan Teknikalnya
Most Popular