Proyeksi PDB Diturunkan, Poundsterling Pangkas Penguatan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 June 2019 21:15
Meski menurunkan proyeksi PDB, Mark Carney menjadi satu-satunya pimpinan bank sentral utama dunia yang tidak bersikap dovish,
Foto: Ilustrasi mata uang poundsterling (REUTERS/Simon Dawson )
Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan poundsterling pada perdagangan Kamis (20/6/19) terpangkas setelah Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) kuartal-II 2019.

Pada pukul 20:32 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,2678 atau menguat sekitar 0,31% di pasar spot, mengutip data Refinitiv. Padahal sebelumnya pound sempat menguat ke level US$ 1,2678.





Dalam pengumuman kebijakan moneter sore tadi pukul 18:00 WIB, BOE mempertahankan suku bunga 0,75% dengan suara bulat, atau sembilan anggota pembuat kebijakan memilih tidak merubah kebijakan moneter.

Namun, bank sentral pimpinan Mark Carney tersebut, sebagaimana dilaporkan CNBC International, memangkas proyeksi PDB menjadi 0% di kuartal ini. Hal ini terjadi di tengah eskalasi perang dagang serta kecemasan akan akan kemungkinan terjadinya no deal Brexit.

Meski menurunkan proyeksi PDB, Mark Carney menjadi satu-satunya pimpinan bank sentral utama dunia yang tidak bersikap dovish, bahkan membuka peluang kenaikan suku bunga.

Pernyataan BOE masih sama dengan sebelumnya, suku bunga perlu dinaikkan secara bertahap dan terbatas, dengan asumsi Brexit pada 31 Oktober nanti terjadi dengan kesepakatan atau soft Brexit.

Saat ini tekanan bagi BOE untuk menaikkan suku bunga sedikit berkurang setelah inflasi di bulan Mei kembali turun ke target 2,0% dibandingkan bulan April sebesar 2,1%.


Sementara itu kabar terbaru politik Inggris, perebutan kursi pimpinan Partai Konservatif yang nantinya secara otomatis akan menjadi perdana menteri kini sudah memasuki "semi final". Pada voting Rabu kemarin, Boris Johnson unggul jauh dibandingkan pesaing-pesaingnya dengan meraih 143 suara dari total suara 313.

Tiga kandidat lain yang masuk babak "semi final" adalah Jeremy Hunt (Menteri Luar Negeri), Michael Gove (Menteri Lingkungan Hidup), dan Sajid Javid (Menteri Dalam Negeri). Sementara yang tereleminasi pada Rory Stewart.

Boris Johnson, tokoh euroskeptik, sebelumnya berjanji akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober dengan kesepakatan (soft Brexit) atau tanpa kesepakatan sama sekali (hard Brexit).

Voting tersebut masih akan berlanjut, hingga ada satu orang pemenang yang akan diumumkan pada 22 Juni nanti, dan Inggris akan memiliki perdana menteri baru menggantikan Theresa May.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Adu Data Penjualan Ritel, Pound Bisa Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular