Arah Suku Bunga

4 Negara Ini 'Curi Start' Pangkas Suku Bunga, Siapa Sajakah?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
20 June 2019 17:32
Pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi melambat tahun ini.
Foto: Reserve Bank of India (REUTERS/Francis Mascarenhas/File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi melambat tahun ini yang tercermin dari pemangkasan prediksi oleh Bank Dunia menjadi 2,6% dari sebelumnya 2,9%. 

Untuk itu, merespons ini, diharapkan Amerika Serikat (AS) dan Indonesia juga akan menurunkan suku bunganya tidak lama lagi.  

Walau belum menurunkan suku bunga acuan, Bank Indonesia akhirnya melakukan langkah ahead the curve (mengantisipasi atau mendahului situasi) dengan menurunkan suku bunga giro wajib minimum (GWM) perbankan konvensional dan syariah 50 basis poin (bps). 

GWM adalah dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di Bank Indonesia.


Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, 20 Juni ini, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, BI 7-day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 6%.


Meskipun demikian, saat BI menahan suku bunga, rencana pemangkasan suku bunga acuan ternyata lebih dulu direalisasikan oleh setidaknya empat bank sentral negara lain guna mengantisipasi prospek melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. 

Mereka "mencuri start" dengan memangkas suku bunga acuannya lebih dulu. Berikut ini daftar lengkapnya:  

1. Malaysia 
Negeri Jiran atau negeri tetangga terdekat Indonesia tersebut sudah lebih dulu memotong suku bunganya pada 7 Mei lalu menjadi 3% dari sebelumnya 3,25%, pemangkasan pertama kalinya sejak Juli 2016. 

Bank Negara Malaysia menurunkan suku bunga dengan tujuan mendukung perekonomian negara karena naiknya risiko global yang berpotensi menekan kegiatan ekspor akibat permintaan global yang melemah dan tensi perdagangan dunia yang sedang memanas. 

Suku bunga Malaysia Overnight Policy Rate tersebut tidak berubah sepanjang tahun lalu.  

2. Filipina  
Penurunan suku bunga Central Bank of Philippines Overnight Reverse Repurchase Agreement-RRP Rate dilakukan oleh Bangko Sentral ng Pilipinas pada 9 Mei menjadi 4,5% dari 4,75%. 

Alasan utama bagi bank sentral negara tersebut untuk memangkas suku bunga acuannya adalah melambatnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih lambat daripada ekspektasi. 

Kamis ini (20/6/19), Bangko Sentral ng Pilipinas menetapkan kembali suku bunga acuannya, di luar ekspektasi pelaku pasar yang sebagian besar memprediksi akan ada penurunan suku bunga lagi menjadi 4,25%. 

Tahun lalu, bank sentral Filipina tersebut menaikkan suku bunga berkali-kali. Tidak tanggung-tanggung, penaikan suku bunga dilakukan hingga 5 kali, tepatnya menjadi 3,25% pada 10 Mei, menjadi 3,5% pada 20 Juni, menjadi 4% pada 9 Agustus, menjadi 4,5% pada 27 September, serta menjadi 4,75% pada 15 November. 

Meskipun terkesan sudah banyak, ternyata angka 5 kali tersebut masih kalah dengan penaikan suku bunga acuan 7DRRR di Indonesia tahun lalu, yang mencapai 6 kali.  



3. Australia 
Reserve Bank of Australia menurunkan suku bunga acuannya yaitu Australia RBA Cash Rate Target 1 tahun ini menjadi 1,25% pada 4 Juni. 

Langkah tersebut diambil tepat sehari sebelum Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, dan hanya berjarak 2 hari ketika suku bunga Uni Eropa yang tidak jadi turun, seperti yang diprediksi pelaku pasar sebelumnya.
 

Pemangkasan suku bunga Australia juga bertujuan untuk menekan angka pengangguran dan menjaga kembali inflasi yang ditakutkan melempem. Kamis ini (20/6/19), Philip Lowe, Gubernur Reserve Bank of Australia membuka peluang penurunan suku bunganya lagi pada Juli nanti. 

Pernyataan tersebut otomatis meningkatkan prediksi survey pasar terhadap probabilitas penurunan suku bunga bulan depan menjadi 70% dari sebelummya 50%. 

Selama 2018, Negeri Kanguru tidak menurunkan suku bunga dan bertahan di level 1,5% sepanjang tahun.  

4. India
Bukan sekali, bukan pula dua kali, tetapi sudah tiga kali Negeri Anak Benua tersebut menurunkan suku bunganya tahun ini.  

Pertama kali pemangkasan pada India Reserve Bank Reverse Repo Rate dilakukan menjadi 6% pada 7 Februari dari sebelumnya 6,25% dan turun lagi menjadi 5,75% pada 4 April.

Terakhir kali, penurunan suku bunga acuan dilakukan Reserve Bank of India menjadi 5,5% pada 6 Juni dengan tujuan membuat bunga kredit terjangkau bagi usaha mikro-kecil-menengah (micro, small, medium enterprise, MSME), eksportir, dan calon pembeli rumah yang berharap bunga KPR turun.  

Langkah pelonggaran moneter tersebut sudah sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar keuangan domestik dan global. 

Penurunan tersebut diprediksi dapat mengalihkan likuiditasnya ke mode surplus dari sebelumnya mode netral. Turunnya suku bunga tersebut serta surplusnya likuditas diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Negeri Para Dewa tersebut. 

Tahun lalu, Reserve Bank of India menaikkan suku bunga hingga dua kali, yaitu menjadi 6% dari 5,75% pada 6 Juni dan kemudian melanjutkannya menjadi 6,25% pada Agustus.   

Negara yang duluan memangkas suku bunga: 

Malaysia : 1 kali, 7 Mei, jadi 3%.
Filipina   : 1 kali, 9 Mei, jadi 4,5%.
Australia : 1 kali, 4 Juni, jadi 1,25%.
India      : 3 kali, 7 Februari jadi 6%, 4 April jadi 5,75%, 6 Juni jadi 5,5%.   



TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/tas) Next Article Fitch: BI Bakal Pangkas Suku Bunga hingga 4,25% di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular