
Penguatan Surut 22 Poin, Dolar Singapura Kini di Rp 10.450
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 June 2019 19:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju penguatan dolar Singapura terhadap rupiah terpangkas pada perdagangan Senin (17/6/19) sore hari. Pada pukul 18:00 WIB, 1 dolar Singapura dibanderol Rp 10.450,70 di pasar spot, sebelumnya sempat mencapai level terkuat harian Rp 10.472,92 mengutip data dari Refinitiv.
Mata uang Negeri Merlion ini sebenarnya sedang mendapat sentimen negatif dari penurunan ekspor Singapura. Data menunjukkan ekspor non-minyak Singapura bulan Mei 2019 anjlok 15,9% secara tahunan, lebih dalam ketimbang koreksi pada bulan April yang sebesar 10%, dilansir dari Trading Economics.
Namun, tekanan terhadap rupiah lebih besar akibat meningkatnya ketidakpastian global pasca meluasnya perang dagang.
India akan mengenakan tarif impor terhadap 28 produk Amerika Serikat (AS), hal tersebut dilakukan sebagai balasan atas penghapusan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) bagi India oleh pemerintah Washington.
Penerapan GSP sebelumnya membuat berbagai produk dari India senilai US$5,6 miliar dapat masuk ke AS tanpa dikenai bea impor.
Di saat perang dagang AS - China belum terselesaikan, munculnya perang dagang baru tentunya memperburuk outlook pertumbuhan ekonomi global.
Sentimen perang dagang tersebut berdampak buruk bagi mata uang emerging market seperti rupiah, yang bisa dimanfaatkan dolar Singapura.
Berikut tabel pergerakan dolar Singapura melawan rupiah di pasar spot sepanjang bulan Juni, mengutip data dari Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Mata uang Negeri Merlion ini sebenarnya sedang mendapat sentimen negatif dari penurunan ekspor Singapura. Data menunjukkan ekspor non-minyak Singapura bulan Mei 2019 anjlok 15,9% secara tahunan, lebih dalam ketimbang koreksi pada bulan April yang sebesar 10%, dilansir dari Trading Economics.
Namun, tekanan terhadap rupiah lebih besar akibat meningkatnya ketidakpastian global pasca meluasnya perang dagang.
India akan mengenakan tarif impor terhadap 28 produk Amerika Serikat (AS), hal tersebut dilakukan sebagai balasan atas penghapusan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) bagi India oleh pemerintah Washington.
Penerapan GSP sebelumnya membuat berbagai produk dari India senilai US$5,6 miliar dapat masuk ke AS tanpa dikenai bea impor.
Di saat perang dagang AS - China belum terselesaikan, munculnya perang dagang baru tentunya memperburuk outlook pertumbuhan ekonomi global.
Sentimen perang dagang tersebut berdampak buruk bagi mata uang emerging market seperti rupiah, yang bisa dimanfaatkan dolar Singapura.
Berikut tabel pergerakan dolar Singapura melawan rupiah di pasar spot sepanjang bulan Juni, mengutip data dari Refinitiv.
Tanggal | Kurs Terakhir | Perubahan |
6/3/2019 | 10438.92 | 0.53% |
6/4/2019 | 10441.97 | 0.03% |
6/5/2019 | 10440.44 | -0.01% |
6/6/2019 | 10458.04 | 0.17% |
6/7/2019 | 10471.09 | 0.12% |
6/10/2019 | 10425.2 | -0.44% |
6/11/2019 | 10433.92 | 0.08% |
6/12/2019 | 10408.89 | -0.24% |
6/13/2019 | 10444.1 | 0.34% |
6/14/2019 | 10442.65 | -0.01% |
6/17/2019 | 10449.18 | 0.06% |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular