Jelang Weekend, Perang Dagang & Harga Minyak Buat IHSG Loyo

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 June 2019 16:56
Penjualan Ritel Melesat, Tapi Gagal Kerek Kinerja IHSG
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, sejatinya ada sentimen positif bagi bursa saham Tanah Air yakni rilis angka pertumbuhan penjualan barang-barang ritel. Melalui Survei Penjualan Eceran (SPE) periode April 2019, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa penjualan barang-barang ritel di tanah air tumbuh hingga 6,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada bulan April, jauh mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,1%.

Lantas, sepanjang 4 bulan pertama tahun ini pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berhasil mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk periode Januari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2%, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%.


Untuk periode Februari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9,1%, lebih baik dari capaian Februari 2018 yakni pertumbuhan sebesar 1,5%. Beralih ke periode Maret 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 10,1%, lebih baik dari capaian Maret 2018 yakni pertumbuhan sebesar 2,5%.

Memasuki bulan Ramadan, pertumbuhan penjualan ritel bisa dijaga di level yang relatif tinggi. Penyebabnya apa lagi kalau bukan distribusi Tunjangan Hari Raya (THR). Angka sementara yang dipublikasikan BI menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9% pada bulan Mei, mengalahkan pertumbuhan pada Mei 2018 yang sebesar 8,3%.

Sejatinya, rilis data ini bisa dimanfaatkan untuk mengoleksi saham-saham sektor barang konsumsi lantaran konsumsi masyarakat Indonesia terbukti sedang kuat. Namun, potensi eskalasi perang dagang AS-China dan pelemahan rupiah membuat sentimen positif ini tak dimanfaatkan oleh pelaku pasar saham tanah air.


Per akhir sesi 2, indeks sektor barang konsumsi justru jatuh hingga 0,54%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi koreksi IHSG.

Saham-saham barang konsumsi yang dilego pelaku pasar di antaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,9%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,22%), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk/SIDO (-2,42%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,18%), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-0,25%).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular