Analisis Teknikal

Poundsterling Masih Kuat, Tapi Sampai Kapan?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 June 2019 15:36
Di tengah kampanye pemilihan pimpinan Partai Konservatif, poundsterling kembali menguat.
Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kampanye pemilihan pimpinan Partai Konservatif, mata uang poundsterling Inggris kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS). Nama Boris Johnson masih menjadi unggulan menduduki posisi tersebut, dan akan menjadi perdana menteri Inggris selanjutnya.

Pada Rabu (12/6/2019) pukul 14:41 WIB, sterling diperdagangkan di US$ 1,273. Kuatnya nama Johnson seharusnya membebani poundsterling karena tokoh yang satu ini beraliran eurosceptic dan kemungkinan akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan atau Hard Brexit.

Meski demikian dalam dua hari terakhir pound terlihat masih kuat, kemungkinan besar akibat dolar AS yang sedang dalam kondisi kurang bagus. Spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserves (The Fed) masih terus menghantui mata uang Negeri Paman Sam.

Jika melihat performa satu bulan ke belakang, penguatan pound masih terlihat belum akan berkelanjutan.

Analisis Teknikal

Grafik: GBP/USD Harian
Sumber: MetaTrader 5

Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), dan di atas MA 8 hari (garis merah).

Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif, tetapi sudah bergerak naik.

Area US$ 1,2765 menjadi level kunci poundsterling, yang kemungkinan besar akan menahan kenaikan.

Grafik: GBP/USD 30 Menit
Sumber: MetaTrader 5


Sementara pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di atas MA 8, 21, dan 125. MACD di wilayah positif, dan indikator Stochastic bergerak turun namun masih di wilayah jenuh beli (overbought).

Resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran US$ 1,2735, jika berhasil dilewati pound berpeluang naik menuju level kunci US$ 1,2765.
Jika mencapai level kunci tersebut pound kemungkinan akan kehabisan tenaga dan terkoreksi turun.

Di sisi lain, support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1,2714, jika ditembus pound berpeluang turun ke area US$ 1,2695. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Tekanan Masih Kuat, Ini Peluang Trading Poundsterling

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular