Poundsterling Lesu, Sudah Telat Masuk Atau Belum Nih?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 June 2019 14:10
Boris Johnson yang memenangi pemilihan pimpinan Partai Konservatif putaran pertama membuat poundsterling kembali tertekan.
Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/Chris Ratcliffe)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dinamika politik di Inggris membuat mata uang poundsterling tertekan. Sepertinya investor memilih menunggu sampai ada kepastian siapa sosok pengganti Theresa May sebagai perdana menteri.

Dalam voting tahap pertama di lingkup Partai Konservatif, Boris Johnson menjadi pengumpul suara terbanyak. Johnson memperoleh 114 suara, unggul jauh dari pesaing terdekatnya Jeremy Hunt (43 suara). Posisi ketiga ditempat Michael Gove (37 suara). Total ada tujuh kandidat yang bakal ikut serta dalam voting tahap II yang akan digelar pekan depan. 

Melihat kondisi sekarang, sepertinya eks menteri luar negeri tersebut bisa melenggang mulus ke Jalan Downing Nomor 10. Rumah judi memasang probabilitas Johnson menjadi perdana menteri mencapai 70%. 

Namun Johnson adalah figur kontroversial dan seorang euroskeptik. Oleh karena itu, ada sedikit kekhawatiran bahwa Johnson akan membuat Inggris keluar dari Uni Eropa dengan cara apa pun, termasuk No Deal Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kompensasi). 

Ketidakpastian dari Inggris terkait pergantian kepemimpinan bisa membuat pelaku pasar memilih bermain aman. Sampai semua tenang, lebih baik jangan 'bermain api' dulu.
Akibatnya, mata uang poundsterling bergerak melemah. Pada pukul 14:07 WIB, US$ 1 setara dengan GBP 1,2666 atau melemah 0,05%.

Analisis Teknikal

Poundsterling Tertekan Lagi, Ini Target Penurunannya Grafik: GBP/USD Harian
Sumber: MetaTrader 5

Pada grafik harian, semenjak mendekati level kunci US$ 1,2765, pound terus bergerak turun. Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), serta MA 8 hari (garis merah).

Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif, tetapi sudah bergerak naik.

Poundsterling Tertekan Lagi, Ini Target Penurunannya Grafik: GBP/USD 30 Menit
Sumber: MetaTrader 5

Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di kisaran atas MA 8 dan 21, tetapi di bawah 125, sementara MACD berada di wilayah negatif dan mendatar, yang memberikan gambaran fase konsolidasi. Indikator Stochastic juga terlihat mendatar.


Penurunan GBP/USD Kamis kemarin sempat melewati support (tahanan bawah) di kisaran US$ 1,2670, tetapi kini kembali ke atas level tersebut.

Kemampuan menembus kembali dan bergerak konsisten di bawah support akan membuka peluang penurunan ke US$ 1,2650, atau lebih dalam lagi ke area US$ 1,2630.

Di sisi lain, resisten terdekat berada di kisaran US$ 1,2695, poundsterling memiliki peluang menguat ke US$ 1,2714 jika melewati level tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Adu Data Penjualan Ritel, Pound Bisa Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular