Dear Investor, Ini Nasihat Investasi Saham dari Bos Mansek

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 June 2019 11:46
Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih memanas.
Foto: Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumatir/CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih memanas. Kondisi ini dapat menimbulkan ketidakpastian bagi pasar keuangan global, termasuk di Indonesia.

Apalagi, dalam pertemuan setingkat menteri G-20 di Jepang pada pekan lalu, 8-9 Juni, gagal menghasilkan kesepakatan untuk meredakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu. Pertemuan kepala negara di G-20 akan digelar pada akhir Juni ini.

Di tengah memanasnya isu perang dagang, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga menekan agar bank sentral AS, The Federal Reserve, memangkas tingkat suku bunga Fed Funds Rate (FFR).


Direktur Utama Mandiri Sekuritas (Mansek) Silvano Rumatir mengatakan, strategi yang tepat bagi investor mengantisipasi hal tersebut adalah dengan mendiversifikasi portfolio investasi, tidak hanya pada satu instrumen saja.

"Strategi yang paling baik adalah memang diversifikasi, apapun keadaan market-nya, diversifikasi is always a good things, jadi kita saling meng-hedging [lindung nilai] risiko dan potensi return yang ada," kata Silvano kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/6/2019) di Jakarta.

Selain itu, lanjut Silvano, pelaku pasar harus lebih peka terhadap setiap perubahan yang bisa saja berlangsung lebih cepat. "Strategi tidak banyak berubah, mungkin harus lebih peka saja terhadap perubahan yang ada, karena perubahan yang ada lebih cepat dari biasanya," ungkap Silvano menambahkan.

Menurut dia, pada semester kedua, pasar akan kembali membaik. Karena itu, saat ini jadi waktu yang tepat bagi investor untuk berinvestasi dan mendiversifikasi portfolionya, tidak hanya bergantung pada satu instrumen saja.

"Sekarang bisa averaging down atau beli sedikit-sedikit, jangan masuk terus. Produk yang direkomendasikan obligasi dan balance fund [investasi berbasis campuran]," kata dia menambahkan.

Ia pun merekomendasikan, emiten bank-bank BUKU 4 (bank umum kelompok usaha, dengan modal inti di atas Rp 30 triliun)  bisa menjadi pilihan investasi karena imbal hasilnya cukup tinggi pada tahun lalu. "BBRI, BBCA, BBNI bisa jadi pilihan," katanya.

Pada perdagangan Rabu ini (12/6), 
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan dengan koreksi sebesar 0,57% ke level 6.270,35. Pada pukul 09:32 WIB, koreksi IHSG menipis 0,18% ke level 6.294,56.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona merah: indeks Shanghai turun 0,26%, indeks Hang Seng turun 1,23%, dan indeks Kospi turun 0,11%.

(tas) Next Article Sah! Dannif Danusaputro jadi Dirut Mandiri Sekuritas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular