Beda dengan 2020, Tahun Ini Pasar Modal Penuh Aksi Korporasi

Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 January 2021 14:48
Dok: Bank Mandiri
Foto: Dok: Bank Mandiri

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mandiri Sekuritas menyebutkan tahun ini akan menjadi tahun yang baik bagi pertumbuhan pasar modal dalam negeri, dengan meningkatnya animo investor sejak awal tahun. Hal ini ditunjukkan dengan mulai masuknya dana dari investor asing yang sudah lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Direktur Mandiri Sekuritas Silva Halim mengatakan sebagai salah satu pelaku pasar tahun ini perusahaan telah disibukkan dengan berbagai aksi korporasi yang akan dikawal mulai dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) hingga penerbitan surat utang di dalam dan luar negeri.

"Aktivitas kami akan sibuk buat Mansek. Baru Januari kita sudah siap-siap. Kami antisipasi dan lihat semua produk IPO saham, global bond dan rupiah obligasi akan sibuk tahun ini kalau liat dari pipeline kami. Jadi kami optimis tahu ini sangat baik buat pasar modal," kata Silva dalam konferensi pers virtual Mandiri Investment Forum 2021, Senin (25/1/2021).

Dia mengatakan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya animo korporasi juga lebih tinggi ketimbang dengan tahun sebelumnya.

Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal sepanjang 2021 ini akan mencapai Rp 150 triliun-Rp 180 triliun seiring dengan jumlah pipeline yang sudah ada dan disampaikan kepada otoritas pasar modal dan otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Di pasar modal, kami optimistis raising fund Rp 150-180 triliun. Karena kita bisa identifikasi yang masuk di pasar modal sudah ada, pipeline sudah ada," kata Wimboh dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2021, secara virtual yang disaksikan di Hotel Kempinski, Selasa (22/12/2020).

Pada 2021, bursa menargetkan jumlah perusahaan yang akan melakukan IPO sebanyak 30 perusahaan. Target ini sejatinya lebih rendah dibandingkan dengan capaian tahun lalu yang sebanyak 51 perusahaan.

Dari sisi surat utang, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan penerbitan surat utang korporasi baik BUMN maupun swasta mencapai Rp 140,77 triliun.

Jumlah ini naik dari realisasi penerbitan surat utang sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 96,60 triliun yang masih tertekan akibat pandemi Covid-19. Rinciannya, sebanyak Rp 43,12 triliun berasal dari perusahaan BUMN, dan sebesar Rp 53,47 triliun dari perusahaan non-BUMN.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular