
Wow! BRI Raup Untung Rp 91 M/Hari, Kalahkan 9 Big Cap Lainnya
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
11 June 2019 10:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir sebagian besar perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal I 2019 sudah melaporkan kinerja keuangan. Dari 10 emiten dengan nilai kapitalisasi pasar saham terbesar di BEI, PT Bank Rakyat Indonesiat Tbk (BBRI) tercatat membukukan laba paling tinggi sebesar Rp 8,16 triliun.
Namun kinerja laba BRI yang apik tersebut, tak membuat nilai kapitalisasi sahamnya menjadi yang tertinggi. Untuk urusan nilai kapitalisasi saham, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) jadi rajanya dengan nilai Rp 718 triliun.
Kapitalisasi pasar mengindikasikan tingginya peminat pelaku pasar untuk mengkoleksi emiten tersebut. Hal ini umumnya dikarenakan aktifitas bisnis yang stabil dan performa keuangan perusahaan yang memuaskan.
Berikut adalah kinerja emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo, yaitu lebih dari Rp 100 triliun. Dari emiten-emiten yang berkapitalisasi besar tersebut, sebenarnya berapa laba bersih yang bisa dibukukan emiten-emiten tersebut.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa emiten pelat merah, termasuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menduduki posisi tiga teratas dari sisi perolehan keuntungan untuk kuartal pertama.
Jika dihitung laba bersih yang diterima emiten-emiten tersebut, maka BBRI setiap hari bisa meraup laba hingga Rp 90,71 miliar. Dihitung dari laba yang dibukukan pada kuartal I-2019 dibagi 90 hari.
Bank Buku IV satu ini masih dapat memimpin di tengah serbuan pelaku fintech dan digital payment. Layanan kredit perbankan yang ditawarkan kepada ratusan juta UKM mampu mengkokohkan posisi perusahaan.
Laba bersih BBRI juga unggul cukup jauh dari para pesaingnya, yaitu BMRI (Rp 80,36 miliar/hari), BBCA (Rp 67,35 miliar/hari), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 45,28 miliar/hari).
Lebih lanjut, pemain kakap di industri konsumen, yang produknya dapat ditemukan di seluruh penjuru Indonesia dan menjadi salah satu barang konsumsi harian, kalah telak dengan BUMN.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) hanya mampu mencatatkan laba masing-masing Rp 19,43 miliar/hari dan Rp 14,85 miliar/hari.
Besar kemungkinan, pangsa pasar yang sudah cukup jenuh mengakibatkan kedua emiten tersebut sulit melaju.
Selepas libur lebaran arus modal masih terus masuk ke pasar keuangan Tanah Air. Hal ini terbukti dari penguatan yang tercatat tidak hanya di pasar saham, tapi juga di pasar obligasi dan pasar spot rupiah.
Pada penutupan perdagangan kemarin (11/6/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,3%, dan nilai tuar rupiah juga menguat 0,18% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun anjlok 28,1 basis poin. Penurunan yield menandakan harga obligasi sedang naik karena tingginya permintaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Rerata 5 Tahun, 10 Big Cap Bukukan Laba Rp 39,7 M/hari
Namun kinerja laba BRI yang apik tersebut, tak membuat nilai kapitalisasi sahamnya menjadi yang tertinggi. Untuk urusan nilai kapitalisasi saham, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) jadi rajanya dengan nilai Rp 718 triliun.
Kapitalisasi pasar mengindikasikan tingginya peminat pelaku pasar untuk mengkoleksi emiten tersebut. Hal ini umumnya dikarenakan aktifitas bisnis yang stabil dan performa keuangan perusahaan yang memuaskan.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa emiten pelat merah, termasuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menduduki posisi tiga teratas dari sisi perolehan keuntungan untuk kuartal pertama.
Jika dihitung laba bersih yang diterima emiten-emiten tersebut, maka BBRI setiap hari bisa meraup laba hingga Rp 90,71 miliar. Dihitung dari laba yang dibukukan pada kuartal I-2019 dibagi 90 hari.
Bank Buku IV satu ini masih dapat memimpin di tengah serbuan pelaku fintech dan digital payment. Layanan kredit perbankan yang ditawarkan kepada ratusan juta UKM mampu mengkokohkan posisi perusahaan.
Laba bersih BBRI juga unggul cukup jauh dari para pesaingnya, yaitu BMRI (Rp 80,36 miliar/hari), BBCA (Rp 67,35 miliar/hari), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 45,28 miliar/hari).
Lebih lanjut, pemain kakap di industri konsumen, yang produknya dapat ditemukan di seluruh penjuru Indonesia dan menjadi salah satu barang konsumsi harian, kalah telak dengan BUMN.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) hanya mampu mencatatkan laba masing-masing Rp 19,43 miliar/hari dan Rp 14,85 miliar/hari.
Besar kemungkinan, pangsa pasar yang sudah cukup jenuh mengakibatkan kedua emiten tersebut sulit melaju.
Selepas libur lebaran arus modal masih terus masuk ke pasar keuangan Tanah Air. Hal ini terbukti dari penguatan yang tercatat tidak hanya di pasar saham, tapi juga di pasar obligasi dan pasar spot rupiah.
Pada penutupan perdagangan kemarin (11/6/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,3%, dan nilai tuar rupiah juga menguat 0,18% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun anjlok 28,1 basis poin. Penurunan yield menandakan harga obligasi sedang naik karena tingginya permintaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Rerata 5 Tahun, 10 Big Cap Bukukan Laba Rp 39,7 M/hari
Most Popular