
Saham di Level Tertinggi, Kapitalisasi BCA Capai Rp 717,5 T
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 June 2019 17:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada penutupan perdagangan menguat 1,03% ke level tertinggi terbarunya (all time high) pada Rp 29.400/unit saham.
Pada perdagangan hari ini Senin (10/6/2019), saham BBCA bahkan menyentuh harga Rp 30.950/saham (+3,09%) pada pukul 09:03 WIB yang menjadi rekor tertingginya sepanjang masa.
Sejak awal tahun, kinerja harga saham BBCA telah terapresiasi 13,1%. Kinerja tersebut jauh lebih tinggi dari IHSG yang tumbuh 1,71% serta kinerja indeks sektor keuangan yang tumbuh 8,53%.
Karena kenaikan kinerja harga sahamnya tersebut, secara bobot BBCA paling besar dengan persentase 10,07% dari IHSG. Nilai kapitalisasi pasarnya otomatis menjadi yang tertinggi pada angka Rp 717,46 triliun.
Padahal, saat IPO harga penawarannya di pasar perdana hanya Rp 1.400/saham. Bank ini, sebelum krisis 1998 dimiliki oleh keluarga Salim dan sekarang dikuasai oleh keluarga Hartono, pemilik grup Djarum.
Belakangan saham BBCA memang banyak diminati para pelaku pasar untuk sarana investasi, termasuk investor asing yang membukukan pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 946 miliar sejak awal tahun di pasar reguler.
Pada kuartal I 2019, BCA membukukan laba bersih hingga Rp 6,1 triliun atau naik 10,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang sebesar Rp 5,5 triliun.
Perolehan laba didorong oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang tumbuh 13,7% menjadi Rp 16,7 triliun.
BCA mencatat pendapatan bunga bersih sendiri naik 11,2% menjadi Rp 12 triliun dan pendapatan operasional lainnya naik 20,7% menjadi Rp 4,7 triliun.
"Pertumbuhan pendapatan operasional yang positif pada triwulan I-2019 ditopang oleh pertumbuhan kredit dan fee based," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, di Grand Indonesia, Kamis (25/5/2019) saat paparan kinerja beberapa waktu lalu.
"Kami juga melihat adanya peningkatan jumlah transaksi sebesar 25,8% yoy yang didukung oleh pertumbuhan transaksi mobile banking dan internet banking," imbuh Jahja.
BCA juga mencatat total penyaluran kredit yang naik 13,2% menjadi Rp 532 triliun.
Berikut rasio keuangan BCA di kuartal I-2019:
(yam/hps) Next Article Abrakadabra! Dari Ciparay Bank Royal Disulap Jadi BCA Digital
Pada perdagangan hari ini Senin (10/6/2019), saham BBCA bahkan menyentuh harga Rp 30.950/saham (+3,09%) pada pukul 09:03 WIB yang menjadi rekor tertingginya sepanjang masa.
Sejak awal tahun, kinerja harga saham BBCA telah terapresiasi 13,1%. Kinerja tersebut jauh lebih tinggi dari IHSG yang tumbuh 1,71% serta kinerja indeks sektor keuangan yang tumbuh 8,53%.
Karena kenaikan kinerja harga sahamnya tersebut, secara bobot BBCA paling besar dengan persentase 10,07% dari IHSG. Nilai kapitalisasi pasarnya otomatis menjadi yang tertinggi pada angka Rp 717,46 triliun.
Belakangan saham BBCA memang banyak diminati para pelaku pasar untuk sarana investasi, termasuk investor asing yang membukukan pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 946 miliar sejak awal tahun di pasar reguler.
Pada kuartal I 2019, BCA membukukan laba bersih hingga Rp 6,1 triliun atau naik 10,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang sebesar Rp 5,5 triliun.
Perolehan laba didorong oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang tumbuh 13,7% menjadi Rp 16,7 triliun.
BCA mencatat pendapatan bunga bersih sendiri naik 11,2% menjadi Rp 12 triliun dan pendapatan operasional lainnya naik 20,7% menjadi Rp 4,7 triliun.
"Pertumbuhan pendapatan operasional yang positif pada triwulan I-2019 ditopang oleh pertumbuhan kredit dan fee based," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, di Grand Indonesia, Kamis (25/5/2019) saat paparan kinerja beberapa waktu lalu.
"Kami juga melihat adanya peningkatan jumlah transaksi sebesar 25,8% yoy yang didukung oleh pertumbuhan transaksi mobile banking dan internet banking," imbuh Jahja.
BCA juga mencatat total penyaluran kredit yang naik 13,2% menjadi Rp 532 triliun.
Berikut rasio keuangan BCA di kuartal I-2019:
- CAR 24,5%
- LDR 81%
- NPL 1,5%
- Total DPK Rp 629,6 triliun (naik 7,9%).
(yam/hps) Next Article Abrakadabra! Dari Ciparay Bank Royal Disulap Jadi BCA Digital
Most Popular