Yah! Investor Asing Kabur Lagi, IHSG Anjlok 1,08%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 May 2019 17:07
Yah! Investor Asing Kabur Lagi, IHSG Anjlok 1,08%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan Selasa ini (28/5) dengan penguatan sebesar 0,05%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemudian melaju hingga titik tertingginya di level 6.118,91 atau melesat 0,33% dari penutupan perdagangan Senin kemarin.

Namun selepas menyentuh level tersebut, IHSG kehilangan pijakan dan berangsur-angsur bergerak turun.

Per akhir sesi 1, IHSG melemah 0,35% ke level 6.077,35. Per akhir sesi 2, pelemahan IHSG menjadi bertambah dalam yakni sebesar 1,08% ke level 6.033,14.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-3,4%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-6,32%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-4,53%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-3,76%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,62%).


Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan yang justru ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,37%, indeks Shanghai naik 0,61%, indeks Hang Seng terkerek 0,38%, dan indeks Kospi naik 0,23%.

Kemesraan AS-Jepang di bidang perdagangan kembali menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa regional. Selama 4 hari, Presiden AS Donald Trump berkunjung ke Jepang untuk bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Yah! Investor Asing Kabur Lagi, IHSG Anjlok 1,08%Foto: Hari Terakhir Kunjungan Trump di Jepang (REUTERS/Charly Triballeau/Pool)

Berbicara dalam konferensi pers bersama Abe, Trump mengatakan bahwa dirinya berharap bisa mengumumkan kesepakatan dagang dengan Jepang dalam waktu yang sangat dekat. Dirinya juga memberi sinyal bahwa kesepakatan tersebut akan bisa diteken pada bulan Agustus.

Menurut Trump, defisit dagang yang dialami oleh AS dengan Jepang adalah sangat besar, namun dirinya berharap bahwa permasalahan tersebut bisa segera diatasi.

"Mereka (Jepang) adalah pebisnis yang luar biasa, negosiator yang luar biasa dan telah menempatkan kita (AS) di dalam sebuah posisi yang sulit, namun saya rasa kami akan mencapai kesepakatan dengan Jepang," kata Trump pada Senin (27/5/2019), dilansir dari CNBC International.

Sementara itu, Abe mengatakan bahwa dirinya dan Trump telah setuju untuk mempercepat dialog dagang kedua negara.

Pada hari ini, Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi mengungkapkan bahwa negosiasi dagang dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di Tokyo pada pekan lalu jelas menunjukkan bahwa ada perbedaan-perbedaan pandangan yang harus dicari solusinya dalam negosiasi-negosiasi yang akan datang, dilansir dari Reuters.

Lantas, pernyataan penuh optimisme yang dilontarkan oleh Trump memberikan optimisme kepada pelaku pasar bahwa segala perbedaan pandangan yang ada pada akhirnya akan bisa diselesaikan. Apalagi, Jepang memang merupakan sekutu dari AS, berbeda dengan China.

Kala negara dengan nilai perekonomian nomor 1 (AS) dan nomor 3 (Jepang) di dunia bisa meneken kesepakatan dagang (sekaligus menghindari perang dagang), tentu perekonomian dunia bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.

Sebelumnya, Trump sempat mengancam bahwa dirinya akan mengenakan bea masuk yang tinggi bagi mobil impor asal Jepang.

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>

Keperkasaan dolar AS menjadi faktor yang membuat investor menjauhi bursa saham tanah air. Memang, pada hari ini rupiah membukukan penguatan sebesar 0,03% di pasar spot ke level Rp 14.370/dolar AS, menandai penguatan selama 4 hari beruntun.

Namun, yang membuat pelaku pasar khawatir adalah posisi indeks dolar AS yang begitu kuat. Hingga akhir perdagangan di bursa saham tanah air, indeks dolar AS membukukan penguatan sebesar 0,14%. Indeks dolar AS bahkan sempat menguat hingga 0,23%.

Sebagai informasi, indeks dolar AS merupakan indeks yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap mata uang negara-negara mitra dagang utamanya.

Dolar AS mendapatkan suntikan energi seiring dengan kekhawatiran terkait eskalasi perang dagang AS-China. Kemarin, Trump mengatakan bahwa pihaknya saat ini tidak siap untuk meneken kesepakatan dagang dengan China.

“Saya rasa mereka mungkin berharap bahwa mereka meneken kesepakatan dagang yang sudah ada di atas meja sebelum mereka mencoba untuk menegosiasikan ulang,” kata Trump, dilansir dari Bloomberg.

“Mereka ingin meneken kesepakatan dagang. Saat ini, kami tidak siap untuk melakukannya.” ungkap Trump.

Trump kemudian mengungkapkan bahwa bea masuk yang dikenakan oleh AS terhadap produk impor asal China dapat dinaikkan dengan sangat signifikan dan mudah.

Ke depan, jika dolar AS tetap begitu perkasa, tentu ada potensi rupiah akan ikut terseret ke zona depresiasi.  Apalagi, secara fundamental rupiah memang masih rapuh.

Belum lama ini, defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) periode kuartal-I 2019 diumumkan senilai US$ 7 miliar atau setara dengan 2,6% dari PDB, sudah jauh lebih dalam dari defisit periode yang sama tahun lalu (kuartal-I 2018) yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.

Yah! Investor Asing Kabur Lagi, IHSG Anjlok 1,08%Foto: BPS mengumumkan perkembangan ekspor dan impor Indonesia April 2019 dan perkembangan upah pekerja/buruh April 2019 di Gedung 3, Lantai 1, BPS, Jakarta. (CNBC Indonesia/Lidya)


Pada kuartal-II 2019, nampaknya CAD masih akan dalam. Pasalnya, neraca dagang (yang merupakan komponen dari transaksi berjalan) membukukan defisit senilai US$ 2,5 miliar pada April 2019.

Berdasarkan data Refinitiv, defisit pada April 2019 merupakan yang terparah atau terdalam sepanjang sejarah Indonesia. Sebelumnya, defisit paling dalam tercatat senilai US$ 2,3 miliar dan terjadi pada Juli 2013.

Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>> Baru juga masuk pascakeluar selama 16 hari beruntun, kini investor asing kembali kabur dari pasar saham Indonesia. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 297,6 miliar di pasar reguler.


Prospek rupiah yang penuh tantangan membuat investor asing kembali melego saham-saham di Indonesia. Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual sedari saat ini sudah mereka dilakukan di pasar saham Indonesia.

Saham-saham yang banyak dilepas investor asing pada hari ini di antaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 314,4 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 285,4 miliar), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/TBIG (Rp 281,8 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 251,5 miliar), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 104,9 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular