
Bagi Hasil Blok Masela Disepakati, Jonan: Fair untuk Negara!
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
28 May 2019 08:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembahasan soal biaya investasi proyek Lapangan Gas Abadi di Blok Masela yang tak kunjung mencapai kata sepakat, jadi salah satu penyebab belum dimulainya pengerjaan fisik.
Setelah berlangsung cukup lama da alot, pemerintah bisa bernapas lega, karena mulai ada titik temu. Pembahasan puluhan tahun terkait pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela disepakati, dan pengerjaan proyek lapangan gas raksasa ini bisa segera dieksekusi.
Melalui keterangan resminya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan, nilai investasi pengembangan Blok Masela akan mencapai sekitar US$20 miliar (Rp 288 triliun). Kedua pihak berhasil mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil, yang mana pemerintah sekurangnya mendapat bagian 50%.
Adapun, lanjut Jonan, melalui akun media sosial Instagram miliknya, pembagian split untuk negara masih bisa bertambah sampai lebih dari 58% apabila real cost yang dikeluarkan mengalami penurunan.
Memang, sebelumnya, soal bagi hasil atau split ini yang masih jadi perbincangan alotm karena split yang diberikan bergantung pada biaya investasi yang digelontorkan. Dengan disepakatinya bagi hasil 50:50 (50% untuk Indonesia, dan 50% untuk Jepang), hal ini dinilai sebagai win-win solution.
Adapun, berdasarkan data SKK Migas, pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela disepakati menggunakan skema darat (onshore) dan cadangan terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (Tcf).
Investasi tersebut digelontorkan untuk keseluruhan pengembangan di sumur pengembangan, fasilitas produksi, hingga kilang LNG-nya.
Selain itu, biaya pengembangan tersebut berada di kisaran US$6-7 per setara barel minyak (boe) atau 20% lebih murah dibandingkan biaya di offshore sebesar US$8-9/boe.
Pertemuan juga membahas pembagian hasil yang optimal antara Pemerintah RI dan Kontraktor Kontraktor Kerja Sama. Seperti diketahui, kedua pihak telah mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil, yang mana Indonesia sekurangnya mendapat bagian 50%.
Sedangkan untuk revisi POD-1 Lapangan Abadi, diharapkan dapat ditandatangani pada akhir semester-I 2019.
(hps/hps) Next Article Banyak Drama, SKK Migas: Proyek Masela Selesai 2026
Setelah berlangsung cukup lama da alot, pemerintah bisa bernapas lega, karena mulai ada titik temu. Pembahasan puluhan tahun terkait pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela disepakati, dan pengerjaan proyek lapangan gas raksasa ini bisa segera dieksekusi.
Melalui keterangan resminya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan, nilai investasi pengembangan Blok Masela akan mencapai sekitar US$20 miliar (Rp 288 triliun). Kedua pihak berhasil mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil, yang mana pemerintah sekurangnya mendapat bagian 50%.
Adapun, lanjut Jonan, melalui akun media sosial Instagram miliknya, pembagian split untuk negara masih bisa bertambah sampai lebih dari 58% apabila real cost yang dikeluarkan mengalami penurunan.
Adapun, berdasarkan data SKK Migas, pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela disepakati menggunakan skema darat (onshore) dan cadangan terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (Tcf).
Investasi tersebut digelontorkan untuk keseluruhan pengembangan di sumur pengembangan, fasilitas produksi, hingga kilang LNG-nya.
Selain itu, biaya pengembangan tersebut berada di kisaran US$6-7 per setara barel minyak (boe) atau 20% lebih murah dibandingkan biaya di offshore sebesar US$8-9/boe.
Pertemuan juga membahas pembagian hasil yang optimal antara Pemerintah RI dan Kontraktor Kontraktor Kerja Sama. Seperti diketahui, kedua pihak telah mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil, yang mana Indonesia sekurangnya mendapat bagian 50%.
Sedangkan untuk revisi POD-1 Lapangan Abadi, diharapkan dapat ditandatangani pada akhir semester-I 2019.
(hps/hps) Next Article Banyak Drama, SKK Migas: Proyek Masela Selesai 2026
Most Popular