Pertamina & Raksasa Migas AS Bersaing di Proyek Gas Masela?

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut bahwa PT Pertamina (Persero) saat ini tengah berupaya untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela. Hal tersebut menyusul himbauan dari Presiden Joko Widodo yang meminta agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat turut terlibat dalam pengelolaan migas jumbo tersebut.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan bahwa Pertamina sendiri diketahui belum mengajukan proposal penawaran untuk masuk ke Blok Masela. Hanya saja, perusahaan migas pelat merah itu tengah melakukan kajian untuk pengambilalihan hak partisipasi Blok Masela dari Shell.
Namun Kemal tak membeberkan seberapa besar nanti hak partisipasi yang akan diambil. Shell sendiri saat ini memiliki 35% hak partisipasi di Blok Masela.
"Yang saya pahami (Pertamina) sedang mengevaluasi data," ujar Kemal kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/8/2022).
Adapun selain Pertamina, Kemal juga membeberkan bahwa terdapat perusahaan asal Amerika Serikat yang tengah menjajaki peluang untuk masuk ke Blok Masela. Ia pun berharap pengganti Shell di Blok Masela dapat segera menemui titik kejelasan.
Mengingat, Shell telah membuka datanya ke sejumlah investor untuk menggantikan posisinya. "Iya betul (perusahaan asal AS), ada beberapa perusahaan yang sedang melihat data Masela. Kami mengharapkan bisa selesai dalam waktu dekat agar isu partnership dari Lapangan Abadi bisa cepat selesai," ujar Kemal.
Lebih lanjut, saat data Blok Masela dibuka, sebenarnya sudah cukup banyak investor yang tertarik. Namun dia belum merinci secara detail jumlah dan nama perusahaannya tersebut.
"SKK Migas sendiri cukup aktif untuk menawarkan Blok Masela kepada investor-investor yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia," ujarnya.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengungkapkan Presiden Joko Widodo memberikan arahan agar pengembangan Blok Masela dapat segera dikebut. Hal tersebut menyusul tindak lanjut dari pertemuan Presiden dengan Perdana Menteri Jepang.
"Ini Presiden kita tahu semua bahwa ada konsorsium dari Inpex ini keluar dan Presiden ini sudah memerintahkan yang keluar ini digantikan oleh pengusaha nasional baik itu melalui INA atau BUMN," ujar Bahlil dikutip dari Youtube Channel Sekretariat Presiden, Kamis (28/7/2022).
Menurut Bahlil dengan masuknya INA atau BUMN ke Blok Masela diharapkan mampu menggenjot produksi migas nasional. Selain itu mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi.
[Gambas:Video CNBC]
(pgr/pgr)