Top! Pertamina Kaji Peluang Masuk Proyek Gas Raksasa Masela

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) bakal mengkaji rencana untuk masuk ke dalam pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela. Terutama untuk menggantikan Shell yang hengkang dari proyek yang berlokasi di Laut Arafuru, Maluku.
Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Arya Dwi Paramita mengatakan sebagai perusahaan migas pelat merah, pihaknya bakal mengkaji seluruh kesempatan yang ada. Termasuk ikut andil dalam pengembangan Blok Masela pasca mundurnya Shell di proyek jumbo itu.
"Pertamina sebagai perusahaan migas nasional mengkaji seluruh kesempatan yang ada untuk meningkatkan produksi dan sumber daya migas. Ini untuk menjaga ketahanan energi nasional, termasuk pengembangan Blok Masela," ujar Arya kepada CNBC Indonesia, Senin (1/8/2022).
Sebelumnya, kemampuan Pertamina untuk menggantikan Shell di proyek Lapangan Abadi Blok Masela sempat diragukan oleh Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto. Pasalnya, jika Pertamina didorong masuk ke proyek gas raksasa ini, Pertamina harus menggelontorkan dana senilai US$ 6 miliar atau Rp 89,16 triliun (kurs Rp 14.864/US$).
Dana tersebut untuk mengakuisisi hak partisipasi (Participating Interest/PI) sebesar 35% Shell di blok jumbo yang saat ini dioperatori oleh perusahaan Jepang Inpex. Besaran biaya tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto.
Menurut Sugeng dengan masuknya Blok Rokan ke tangan Pertamina, perusahaan migas pelat merah ini sebenarnya sudah cukup menanggung beban yang luar biasa. Apalagi jika harus ditambah dengan mengelola Blok Masela.
Sugeng mengatakan masuknya Pertamina ke Blok Masela bisa saja terjadi, namun Pertamina setidaknya harus mengucurkan dana sekitar US$ 6 miliar untuk mengakuisisi PI sebesar 35% Shell. Angka tersebut muncul jika nantinya investasi pengembangan Blok Masela secara keseluruhan memakan biaya US$ 19 miliar.
"35% dari US$ 19 miliar bisa dihitung berapa. Kurang lebih membutuhkan US$ 6 miliar. Sedangkan hari ini untuk Rokan saja Pertamina masih cukup megap-megap dengan working capital dia masih harus melakukan pengeboran dan sebagainya," kata dia ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).
Dia sebenarnya senang-senang saja jika Blok Masela nantinya bisa dikelola oleh pihak nasional. Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa negara ini harus bersikap realistis.
"Kita masih tetap butuh Foreign Direct Investment (FDI). Maka kita juga menawarkan kepada investor-investor di bidang migas untuk menggantikan posisinya Shell. Karena penting, mereka membawa yang ke sini," ujarnya.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Presiden Joko Widodo memberikan arahan agar pengembangan Blok Masela dapat segera dikebut. Hal tersebut menyusul tindak lanjut dari pertemuan Presiden dengan Perdana Menteri Jepang.
"Ini Presiden kita tahu semua bahwa ada konsorsium dari Inpex ini keluar dan Presiden ini sudah memerintahkan yang keluar ini digantikan oleh pengusaha nasional baik itu melalui INA atau BUMN," ujar Bahlil dikutip dari Youtube Channel Sekretariat Presiden, Kamis (28/7/2022).
[Gambas:Video CNBC]
Andai Pertamina Masuk Blok Masela, Harus Siapkan Rp 89,16 T!
(pgr/pgr)