
Pertamina Didorong Masuk ke Proyek Gas Abadi Raksasa Masela?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar proyek raksasa gas Masela bisa segera berjalan.
Diharapkan perusahaan dalam negeri dan juga BUMN migas tanah air bisa ikut mengelola wilayah kerja migas tersebut menggantikan Shell yang akan hengkang.
"Ini Presiden kita tahu semua bahwa ada konsorsium dari Inpex (Shell) ini keluar dan Presiden ini sudah memerintahkan yang keluar ini digantikan oleh pengusaha nasional baik itu melalui INA atau BUMN," ujar Bahlil dikutip dari Youtube Channel Sekretariat Presiden, Kamis (28/7/2022).
Menurut Bahlil dengan masuknya INA atau BUMN ke Blok Masela diharapkan mampu menggenjot produksi migas nasional. Selain itu mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menilai bahwa kemampuan PT Pertamina (Persero) untuk menggantikan Shell di proyek Lapangan Abadi Blok Masela akan sulit. Apalagi perusahaan pelat merah tersebut sudah terlihat megap-megap dalam mengelola Blok Rokan.
Menurut Sugeng masuknya Pertamina ke Blok Masela bisa saja terjadi, namun perusahaan migas pelat merah tersebut setidaknya harus mengucurkan dana sekitar US$ 6 miliar. Terutama untuk mengakuisisi hak partisipasi (Participating Interest/PI) sebesar 35% Shell di blok jumbo tersebut.
"35% dari US$ 19 miliar bisa dihitung berapa. Kurang lebih membutuhkan US$ 6 miliar. Sedangkan hari ini untuk Rokan saja Pertamina masih cukup megap-megap dengan working capital dia masih harus melakukan pengeboran dan sebagainya," kata dia ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).
Lebih lanjut, Sugeng mengaku akan senang jika Blok Masela nantinya bisa dikelola oleh pihak nasional. Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa negara ini harus bersikap realistis.
Saat ini Indonesia masih membutuhkan Foreign Direct Investment (FDI) khususnya di sektor migas yang dianggap penting, karena investor-investor tersebut yang akan menumbuhkan investasi.
"Kita masih tetap butuh Foreign Direct Investment (FDI). Maka kita juga menawarkan kepada investor-investor di bidang migas untuk menggantikan posisinya Shell. Karena penting, mereka membawa yang ke sini," ujarnya.
Seperti diketahui, drama pengelolaan Lapangan Gas Abadi, Blok Masela terus berlangsung. Yang terbaru, Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) anak usaha dari Royal Dutch Shell tak kunjung mendapatkan investor pengganti atau pembeli hak partisipasi sebesar 35% miliknya.
Alhasil, rencana Shell untuk hengkang dari Indonesia di Blok Masela itu masih tertahan hingga sekarang ini. Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Tugas Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Fatar Yani Abdurrahman membeberkan bahwa Shell masih kesulitan mencari investor untuk membeli divestasi saham 35% di Blok Masela itu.
"Asetnya dianggap tidak kompetitif, karena adanya syarat green energy sekarang ini," terang Fatar kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/12/2021).
Adapun sebagai syarat green energy, rencana pengembangan atau Plant of Development (PoD) di Blok Masela harus memasukkan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau akrab disapa CCUS.
"Inpex juga melihat LNG ke depannya tidak kompetitif. Jadi produk LNG-nya juga mesti green. Makanya mereka mengajukan CCS/CCUS itu untuk revisi PoD," ungkap Fatar Yani.
Seperti diketahui sebelumnya, Shell memang memiliki rencana untuk hengkang dari Blok Masela ini. Alasannya lebih kepada investasi di Indonesia kurang menguntungkan ketimbang melihat dari global portfolio Shell di seluruh dunia yang lebih menguntungkan.
Saat ini Shell adalah pemilik hak partisipasi di Blok Masela sebesar 35%. Sisanya 65% dimiliki oleh Inpex Masela. Lapangan Abadi ini memiliki nilai investasi senilai US$ 19,8 miliar, yang ditargetkan memproduksi sebanyak 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd serta 35.000 barel minyak per hari.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perintah Jokowi, BUMN Masuk di Proyek Gas Raksasa Masela
