Tema Pasar Pekan Depan: Perlambatan Ekonomi Global

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 May 2019 20:33
Pantau Dinamika Perang Dagang Hingga Brexit
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sedangkan dari sisi sentimen, ada beberapa hal yang perlu mendapat pemantauan ketat. Pertama tentu perkembangan perang dagang AS-China. Sampai pekan ini, Washington dan Beijing masih gontok-gontokan sehingga prospek menuju damai dagang begitu buram. 


Apa yang terjadi kalau AS-China terlibat friksi dagang dalam waktu yang lama? Lagi-lagi kita akan bicara perlambatan ekonomi global. 

Kala dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi saling hambat, maka yang namanya rantai pasok global akan ikut tersendat. Akibatnya arus perdagangan dan investasi menurun, dan kita kembali tema besar pekan ini yaitu perlambatan ekonomi global. 

"Ekonomi global yang rapuh semakin dibuat tidak stabil karena tensi perdagangan. Sejatinya pertumbuhan ekonomi mulai stabil, tetapi masih lemah. Ditambah lagi ada risiko besar yang terlihat di cakrawala," tutur Laurence Boone, Kepala Ekonom Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), dikutip dari Reuters. 

Sentimen kedua, kali ini dari Eropa, adalah hasil pemilihan parlemen Uni Eropa yang digelar pada 23-26 Mei. Para pengamat memperkirakan parlemen Uni Eropa kali ini akan diisi kekuatan baru yang cukup kuat yaitu nasionalis-populis yang berhaluan agak ke kanan. 

Ide nasionalis-populis menular ke Eropa setelah Donald Trump berhasil memenangkan Pemilu AS. Bahkan kelompok tersebut kini menjadi rezim berkuasa di Italia. 

Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan seperti anti imigrasi, subsidi, tunjangan, dan sebagainya diperkirakan akan mewarnai dinamika di Brussel. Mungkin cocok untuk memperkaya wawasan dan mempertajam otak, tetapi dalam pengambilan kebijakan tentu ceritanya bakal berbeda. Akan ada tarik-ulur, perdebatan sengit, yang memakan waktu dan tenaga. 

Sentimen ketiga adalah dari Inggris. Perdana Menteri Theresa May telah mengumumkan pengunduran diri, efektif mulai 7 Juni. 


May dijadwalkan akan membawa proposal Brexit jilid keempat ke parlemen pada pekan pertama Juni. Momentum ini akan menjadi tugas terakhir May, akan menentukan dirinya dikenang sebagai pemenang atau pecundang. May pastinya tidak ingin proposal ini bernasib sama dengan tiga pendahulunya, kandas di voting parlemen. 

Tema Pasar Pekan Depan: Perlambatan Ekonomi GlobalPeta Politik dalam Tiga Voting Brexit (Reuters)

Jadi, pekan depan adalah penentuan bagi May. Politisi Partai Konservatif tersebut punya waktu satu pekan untuk meyakinkan para anggota parlemen agar mau menyetujui proposal Brexit. Sebuah tugas yang sangat berat mengingat masih banyak suara sumbang dari Palace of Westeminster (gedung parlemen). 

"Kami belum melihat proposal yang baru seperti apa. Namun dari yang saya dengar, tidak ada yang meyakinkan saya bahwa proposal itu berbeda dengan yang sebelumnya. Jadi untuk saat ini kami tidak mendukung," tegas Jeremy Corbyn, Pimpinan Partai Buruh, mengutip Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular