Ketidakpastian Global Meningkat, Yen Kembali Seksi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 May 2019 08:16
Mata uang yen menguat tajam lawan dolar pada perdagangan Kamis (23/5/19) akibat meningkatnya ketidakpastian global.
Foto: Reuters/Yuriko Nakao/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yen Jepang menguat tajam lawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (23/5/19) akibat meningkatnya ketidakpastian global. Selain perang dagang yang memanas, pemilu Parlemen Eropa kini membuat pelaku pasar berhati-hati.



Yen mengakhiri perdagangan Kamis di level 109,59/US$ atau menguat 0,68%, sementara pada hari ini Jumat (24/5/19) pada pukul 7:40 WIB mata uang Jepang ditransaksikan di kisaran 109,54/US$ melansir data dari Refinitiv.

Perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China kemungkinan tidak akan ada lagi dalam waktu dekat, melihat komentar pejabat-pejabat terkait di pekan ini.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan belum ada rencana terbang ke Beijing untuk melakukan negosiasi dagang.


Sementara laporan dari South China Morning Post mengatakan pemerintah China sedang mempertimbangkan ulang semua hubungan ekonomi dengan AS setelah Washington membatasi bisnis raksasa telekomunikasi Huawei, melansir CNBC International.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China bahkan mengatakan tidak akan melakukan perundingan dagang hingga AS mengubah kebijakannya yang salah.

Dari sisi politik, Pemilu Parlemen Eropa yang selama empat hari mulai Kamis ini membuat para investor berhati-hati, apalagi partai-partai populis dan euroskeptik atau anti-Uni Eropa diprediksi mendapat suara yang besar.

Perang dagang dan Pemilu Parlemen Eropa membuat sentimen investor secara global menurun, terlihat dari bursa saham Eropa dan AS yang berada di zona merah saat ini.

Yen merupakan mata uang yang dianggap safe haven, bahkan lebih safe haven dari dolar AS. Sehingga ketika ketidakpastian di pasar global meningkat, yen akan selalu menjadi favorit pada investor.


Tingginya ketidakpastian global saat ini tercermin dari anjloknya bursa saham Eropa dan AS Kamis kemarin. Jika menjalar ke Asia pagi ini, yen berpotensi terus menguat.

Sementara itu dari Jepang pagi ini dilaporkan data inflasi inti nasional bulan Mei yang meningkat. Meski data ini bukan merupakan inflasi yang dijadikan acuan oleh Bank of Japan (BoJ) dalam menetapkan kebijakan moneter, tetapi setidaknya bisa memberikan gambaran bagaimana kinerja negara dengan nilai ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut.



Inflasi inti nasional Jepang yang tidak memasukkan sektor makanan segar dalam perhitungan tumbuh 0,9% di bulan Mei, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,8%. Data ini menjadi kabar bagus kedua di pekan ini bagi Jepang setelah sebelumnya melaporkan data produk domestik bruto (PDB) kuartal-I yang tumbuh 0,5%, mematahkan prediksi kontraksi 0,1% di Forex Factory.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(prm) Next Article Wow! Trading Yen Pekan Lalu Cuan Rp 15 Juta per Lot

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular