
Analisis Teknikal
Sinyal Bangkit Masih Tipis, Ini Peluang Trading Poundsterling
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 May 2019 13:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs poundsterling terus merosot dan hanya menunjukkan sinyal pembalikan arah atau rebound secara teknikal yang tipis pada perdagangan Rabu kemarin (22/5/19).
Negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit masih menjadi penekan utama pergerakan mata uang Inggris ini. Bahkan pound diprediksi masih akan turun lagi oleh beberapa analis.
"Saat deadline Brexit semakin dekat, kami pikir para investor akan menambah posisi short [jual] pounsterling, dan akan menambah tekanan turun baru bagi mata uang Inggris ini," kata Jonas Goldtermann, analis dari Capital Economics, mengutip poundsterlinglive.com.
Senada dengan analis tersebut, Lee Hardman dari Bank MUFG di London juga melihat masih ada ruang poundsterling untuk melemah di musim panas mendatang (Juni - Agustus).
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) masih berada di wilayah negatif yang semakin dalam, ini mengindikasikan tekanan turun yang masih kuat.
Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), dan MA 8 hari (garis merah), juga menyiratkan tekanan turun yang kuat.
Level kunci masih berada di kisaran US$ 1,2765, maka selama tertahan di bawah level tersebut poundsterling masih akan melemah.
Sementara pada time frame 1 jam, GBP/USD bergerak di bawah MA 8, 21, dan 125, MACD kembali bergerak turun dan berada di wilayah negatif, Stochastic beranjak dari wilayah jenuh jual (oversold).
Setelah melewati level support (tahanan bawah) US$ 1,2664 Selasa kemarin, poundsterling terus turun namun belum mencapai target US$ 1,2617.
Jika mampu bertahan di atas level tersebut, maka pound berpeluang rebound dengan melihat indikator Stochastic yang masih berada di wilayah oversold. Target kenaikan kemungkinan hanya sampai area US$ 1,2664 yang kini menjadi resisten (level tahanan atas) terdekat.
Sementara itu potensi penurunan masih besar apalagi jika rebound GBP/USD hanya sebatas US$ 1,2664. Area US$ 1,2617 masih menjadi target terdekat, diperlukan penembusan konsisten di bawah area tersebut untuk melanjutkan penurunan ke support selanjutnya di kisaran US$ 1,2581.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Support Kuat Jebol, Pound Berpeluang Turun Lagi
Negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit masih menjadi penekan utama pergerakan mata uang Inggris ini. Bahkan pound diprediksi masih akan turun lagi oleh beberapa analis.
"Saat deadline Brexit semakin dekat, kami pikir para investor akan menambah posisi short [jual] pounsterling, dan akan menambah tekanan turun baru bagi mata uang Inggris ini," kata Jonas Goldtermann, analis dari Capital Economics, mengutip poundsterlinglive.com.
Analisis Teknikal
![]() |
Melihat grafik harian indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) masih berada di wilayah negatif yang semakin dalam, ini mengindikasikan tekanan turun yang masih kuat.
Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), dan MA 8 hari (garis merah), juga menyiratkan tekanan turun yang kuat.
Level kunci masih berada di kisaran US$ 1,2765, maka selama tertahan di bawah level tersebut poundsterling masih akan melemah.
![]() |
Sementara pada time frame 1 jam, GBP/USD bergerak di bawah MA 8, 21, dan 125, MACD kembali bergerak turun dan berada di wilayah negatif, Stochastic beranjak dari wilayah jenuh jual (oversold).
Setelah melewati level support (tahanan bawah) US$ 1,2664 Selasa kemarin, poundsterling terus turun namun belum mencapai target US$ 1,2617.
Jika mampu bertahan di atas level tersebut, maka pound berpeluang rebound dengan melihat indikator Stochastic yang masih berada di wilayah oversold. Target kenaikan kemungkinan hanya sampai area US$ 1,2664 yang kini menjadi resisten (level tahanan atas) terdekat.
Sementara itu potensi penurunan masih besar apalagi jika rebound GBP/USD hanya sebatas US$ 1,2664. Area US$ 1,2617 masih menjadi target terdekat, diperlukan penembusan konsisten di bawah area tersebut untuk melanjutkan penurunan ke support selanjutnya di kisaran US$ 1,2581.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Support Kuat Jebol, Pound Berpeluang Turun Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular