
Analisis Teknikal
Ibu Kota Kondusif, Berapa Level Penguatan Rupiah Selanjutnya?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 May 2019 12:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Sehari setelah rusuh aksi demonstrasi 22 Mei menolak hasil Pilpres 2019, kurs rupiah akhirnya menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ini (23/5/2019) setelah tertekan dalam 3 hari beruntun.
Suasana ibu kota Jakarta yang mulai kondusif memberikan dampak positif di pasar valas. Tidak hanya rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat pagi ini, bahkan mencapai 1,5%.
Kompaknya rupiah dan IHSG bisa memberikan gambaran sentimen pelaku pasar sudah mulai positif kembali usai kericuhan 22 Mei. Selain itu, kurs rupiah yang mencapai level terlemah sejak Desember 2018 lalu juga kemungkinan memicu koreksi secara teknikal.
Analisis Teknikal
Secara harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR masih bergerak di atas rerata (Moving Average/MA) 20 hari (garis merah) yang sudah menyilang dengan MA 5 /rerata 5 hari (garis biru). Mata uang garuda kini tertahan oleh MA 5.
Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) berada di area jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama, dan saat ini mulai bergerak turun, memberikan peluang berlanjutnya penguatan rupiah.
Pada grafik 1 jam, rupiah juga bergerak di bawah MA 5 (rerata 5 jam) dan di kisaran MA 20 (rerata 20 jam). Indikator Stochastic berada dekat di wilayah jenuh jual (oversold).
Level tahanan bawah alias support terdekat rupiah berada di kisaran Rp 14.470. Jika mampu menembus konsisten di bawah level tersebut, maka rupiah berpeluang menguat (USD/IDR turun) ke area Rp 14.435.
Sementara jika gagal melewati Rp 14.470, rupiah berpeluang kembali melemah ke area Rp 14.500.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Suasana ibu kota Jakarta yang mulai kondusif memberikan dampak positif di pasar valas. Tidak hanya rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat pagi ini, bahkan mencapai 1,5%.
Kompaknya rupiah dan IHSG bisa memberikan gambaran sentimen pelaku pasar sudah mulai positif kembali usai kericuhan 22 Mei. Selain itu, kurs rupiah yang mencapai level terlemah sejak Desember 2018 lalu juga kemungkinan memicu koreksi secara teknikal.
Analisis Teknikal
![]() |
Secara harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR masih bergerak di atas rerata (Moving Average/MA) 20 hari (garis merah) yang sudah menyilang dengan MA 5 /rerata 5 hari (garis biru). Mata uang garuda kini tertahan oleh MA 5.
Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) berada di area jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama, dan saat ini mulai bergerak turun, memberikan peluang berlanjutnya penguatan rupiah.
![]() |
Pada grafik 1 jam, rupiah juga bergerak di bawah MA 5 (rerata 5 jam) dan di kisaran MA 20 (rerata 20 jam). Indikator Stochastic berada dekat di wilayah jenuh jual (oversold).
Level tahanan bawah alias support terdekat rupiah berada di kisaran Rp 14.470. Jika mampu menembus konsisten di bawah level tersebut, maka rupiah berpeluang menguat (USD/IDR turun) ke area Rp 14.435.
Sementara jika gagal melewati Rp 14.470, rupiah berpeluang kembali melemah ke area Rp 14.500.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular