
Rupiah Ditutup Menguat, Dolar AS Turun Jadi Rp16.455

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (10/9/2025).
Dilansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah ditutup terapresiasi 0,09% di posisi Rp16.455/US$, secara intraday rupiah sempat menguat ke level Rp16.434/US$ sebelum penguatannya mesti tergerus hingga penutupan perdagangan.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB, terpantau stagnan di level 97,784. Namun, pada perdagangan sebelumnya, DXY berhasil menguat 0,34% di level 97,788 setelah dua hari beruntun mengalami pelemahan.
Penguatan rupiah hari ini justru terjadi disaat indeks dolar AS cenderung menguat. Penguatan greenback terjadi setelah investor melakukan konsolidasi posisi menjelang rilis data inflasi penting yakni indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI) pada hari ini, Rabu (10/9/2025) dan indeks harga konsumen (CPI) pada Kamis (11/9/2025).
Kedua data ini dinilai krusial untuk melihat sejauh mana dampak kebijakan tarif terhadap harga di ekonomi terbesar dunia tersebut.
Disisi lain, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, kinerja instrumen keuangan domestik terus membaik dan kepercayaan investor mulai pulih. Kondisi ini tercermin dari tekanan pada rupiah yang mereda serta imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang terus mengalami penurunan.
"Surplus neraca perdagangan juga menopang kinerja rupiah. Selain itu, konversi valuta asing ke rupiah oleh eksportir dalam rangka pemenuhan kebijakan pemerintah mengenai Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) turut mendukung redanya tekanan pada nilai tukar," ujar Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (10/9/2025).
Lebih lanjut, ia menambahkan derasnya arus modal asing ke pasar obligasi negara juga memperkuat rupiah. Hingga 4 September 2025, aliran masuk modal asing ke SBN tercatat mencapai Rp77,02 triliun.
"Ini menjadi faktor positif tambahan bagi rupiah. Perkembangan tersebut sekaligus mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat, di tengah dinamika global, dengan tata kelola fiskal yang prudent," tegasnya.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385
