
Pasar Forex Sesi AS, Tekanan Terhadap Euro Untungkan Dolar
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 May 2019 21:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar kembali menguat di perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Selasa (21/5/19) di saat isu perang dagang mulai mereda. Namun di lain pihak pemilu Parlemen Eropa di pekan ini memberikan tekanan bagi euro yang membuat dolar kembali menguat.
Indeks dolar dibentuk dari enam mata uang, dan euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%. Mata uang lainnya yakni yen, poundsterling, dolar Kanada, franc Swiss, dan krona Swedia.
Euro melemah 0,13% lawan dolar AS, yang membantu indeks dolar naik ke 0,08% ke level 98,02 pada pukul 20:05 WIB mengutip data dari Refinitiv.
Pemilu parlemen Eropa yang akan berlangsung pada 23 - 26 Mei membuat pelaku pasar gugup, dan memberikan tekanan bagi mata uang euro. Partai-partai yang beraliran populis dan partai euroskeptic diprediksi akan mendapat jumlah suara yang besar sehingga berpotensi mengubah wajah perpolitikan Eropa. Dampaknya euro terus tertekan sejak pekan lalu.
Di sisi lain poundsterling berbalik menguat ke level US$ 1,2733 (+0,03%) setelah Perdana Menteri Theresa May dijadwalkan akan berpidato dan memberikan detail proposal Brexit yang akan diajukan pada awal Juni nanti. PM May dijadwalkan akan berpidato pada pukul 16:00 waktu setempat, melansir Guardian, atau pukul 22:00 WIB.
Sementara itu tensi perang dagang sedikit mereda setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (20/5/2019) waktu setempat memutuskan untuk melonggarkan sejumlah larangan yang dikenakan kepada perusahaan teknologi raksasa asal China, Huawei.
Departemen Perdagangan AS mengizinkan Huawei Technologies Co Ltd untuk membeli barang-barang buatan AS selama 90 hari ke depan atau hingga 19 Agustus 2019. Keputusan tersebut diambil demi mempertahankan jaringan yang sudah ada saat ini dan menyediakan pembaruan (update) piranti lunak bagi ponsel-ponsel Huawei yang sudah ada saat ini, dilansir dari Reuters.
Menurunnya tensi perang dagang membuat yen menjadi kurang dilirik pada hari ini, terbukti mata uang Jepang ini takluk lawan dolar AS.
Dolar sepertinya terlihat masih perkasa pada perdagangan hari ini, dan tekanan bagi rupiah akan bertambah pada perdagangan Rabu (22/5/19) besok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/roy) Next Article Dolar Kembali Perkasa, Euro Jeblok ke Level Terendah 2 Pekan
Indeks dolar dibentuk dari enam mata uang, dan euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%. Mata uang lainnya yakni yen, poundsterling, dolar Kanada, franc Swiss, dan krona Swedia.
Euro melemah 0,13% lawan dolar AS, yang membantu indeks dolar naik ke 0,08% ke level 98,02 pada pukul 20:05 WIB mengutip data dari Refinitiv.
Di sisi lain poundsterling berbalik menguat ke level US$ 1,2733 (+0,03%) setelah Perdana Menteri Theresa May dijadwalkan akan berpidato dan memberikan detail proposal Brexit yang akan diajukan pada awal Juni nanti. PM May dijadwalkan akan berpidato pada pukul 16:00 waktu setempat, melansir Guardian, atau pukul 22:00 WIB.
Sementara itu tensi perang dagang sedikit mereda setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (20/5/2019) waktu setempat memutuskan untuk melonggarkan sejumlah larangan yang dikenakan kepada perusahaan teknologi raksasa asal China, Huawei.
Departemen Perdagangan AS mengizinkan Huawei Technologies Co Ltd untuk membeli barang-barang buatan AS selama 90 hari ke depan atau hingga 19 Agustus 2019. Keputusan tersebut diambil demi mempertahankan jaringan yang sudah ada saat ini dan menyediakan pembaruan (update) piranti lunak bagi ponsel-ponsel Huawei yang sudah ada saat ini, dilansir dari Reuters.
Menurunnya tensi perang dagang membuat yen menjadi kurang dilirik pada hari ini, terbukti mata uang Jepang ini takluk lawan dolar AS.
Dolar sepertinya terlihat masih perkasa pada perdagangan hari ini, dan tekanan bagi rupiah akan bertambah pada perdagangan Rabu (22/5/19) besok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/roy) Next Article Dolar Kembali Perkasa, Euro Jeblok ke Level Terendah 2 Pekan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular