Pasar Forex Sesi AS, Indeks Dolar Masih Melempem

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 May 2019 21:04
Selain menanti hasil perundingan dagang, rilis data indeks harga produsen atau producer price index (PPI) membuat dolar belum banyak bergerak.
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar melemah tipis memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Kamis (9/5/19). Selain menanti hasil perundingan dagang, rilis data indeks harga produsen atau producer price index (PPI) membuat dolar belum banyak bergerak.

Pada pukul 20:39 WIB, indeks dolar berada di kisaran 97,59, melemah tipis 0,03%, melansir kuotasi Refinitiv.



Perundingan dagang AS - China di Washington dalam dua hari ke depan menjadi krusial, karena akan menentukan apakah akan tercipta damai dagang atau malah perang dagang yang lebih parah.

Presiden Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor dari China pada hari Minggu (5/5/19) lalu. Dan China tidak tinggal diam, Pemerintah Beijing sudah menyiapkan balasan seandainya Trump benar-benar menaikkan tarif impor.

Di lain kesempatan, Presiden Trump mengatakan apa yang dilakukannya mengenai tarif impor akibat China melanggar kesepakatan. Ia juga mengatakan tidak apa-apa jika pada akhirnya tidak ada damai dagang dan perang dagang terus berlanjut, Amerika Serikat dikatakan masih akan baik-baik saja.

Negosiator China dipimpin Wakil Perdana Menteri Liu He dikatakan oleh Presiden Trump datang untuk menandatangani kesepakatan, namun semua masih belum jelas. Pasar hanya bisa menanti hasil akhir dari saga perang dagang dua raksasa ekonomi dunia ini, yang membuat pertumbuhan ekonomi global melambat.

Di luar event besar tersebut, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data PPI bulan April tumbuh 0,2% sesuai dengan prediksi di Forex Factory, namun lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,6%.



Sementara core PPI dilaporkan sebesar 0,1%, lebih rendah dari prediksi 0,2%. Data ini tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungannya.

Rilis data-data tersebut sedikit memberikan tekanan bagi dolar, karena menunjukkan tekanan inflasi yang masih moderat. Terpantau pasca rilis data tersebut dolar melemah lawan euro, begitu juga lawan yen.

Sementara empat mata uang lainnya yang membentuk indeks dolar, poundsterling, dolar Kanada, franc Swiss, dan krona Swedia berhasil ditekuk.

Fokus utama sepanjang perdagangan sesi AS tetap tertuju pada kabar-kabar terbaru terkait perundingan dagang. Jika ada kabar bagus, dolar bisa berbalik menguat terhadap yen, sementara mata uang lainnya memiliki peluang bangkit lawan dolar.

Namun sebaliknya jika hubungan kedua negara semakin memanas, yen akan menjadi mata uang yang paling berjaya, disusul dolar karena kedua mata uang ini dianggap sebagai aset safe haven. Sementara mata uang lainnya berpeluang melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Bukan Pamer, Cek Nih Keperkasaan Rupiah Lawan Mata Uang Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular