
Data Ekonomi Variatif, Dolar AS Masih Unggul di Pembukaan
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 April 2019 21:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan pasar forex masih cenderung stabil memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) pada Senin (29 April 2019). Dolar AS bergeming di awal perdagangan pasca rilis dua data ekonomi yang variatif. Indeks dolar AS terpantau di kisaran 98,03 atau menguat 0,03% pada pukul 20:32 WIB mengutip data dari Refinitiv.
Indeks dolar digunakan untuk mengukur kekuatan mata uang AS tersebut, dimana angka indeks dihasilkan dari pergerakan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya. Euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%, disusul poundsterling 11,9%. Mata uang lainnya yang membentuk indeks dolar yakni yen (13,6%), dolar Kanada (9,1%), krona Swedia (4,2%) dan franc Swiss (3,6%).
Data dari pemerintah AS yang dirilis pukul 19:30 WIB menunjukkan belanja konsumen naik 0,9% pada Maret, menjadi kenaikan terbesar dalam hampir 10 tahun terakhir. Sementara pada Februari data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan tersebut menunjukkan angka 0,1%.
Rilis data ini tidak begitu berdampak pada pergerakan dolar akibat Jumat lali sudah dirilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal I, di mana belanja konsumen berkontribusi sekitar 68%. Secara keseluruhan di kuartal I 2019 pertumbuhan belanja konsumen mengalami pelambatan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Data lain yang dilaporkan pada hari ini adalah inflasi inti yang dilihat dari pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), inflasi ini merupakan acuan Federal Reserve (The Fed) dalam menerapkan kebijakan moneter.
Inflasi inti dilaporkan stagnan alias 0% di bulan Maret dibandingkan bulan sebelumnya. Akibat kenaikan harga-harga yang stagnan tersebut, secara year-on-year inflasi inti PCE turun menjadi 1,6% di bulan Maret dari bulan sebelumnya 1,7%, sekaligus menjadi kenaikan terendah sejak Januari 2018.
Pasca rilis data-data ini, dolar AS masih mempertahankan penguatan lawan yen sebesar 0,21%, sementara terhadap euro dan pound melemah tipis masing-masing 0,08% dan 0,2%. Lawan Swiss franc dan Swedia Krona, dolar AS menguat masing-masing 0,14% dan 0,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Bukan Pamer, Cek Nih Keperkasaan Rupiah Lawan Mata Uang Dunia
Indeks dolar digunakan untuk mengukur kekuatan mata uang AS tersebut, dimana angka indeks dihasilkan dari pergerakan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya. Euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%, disusul poundsterling 11,9%. Mata uang lainnya yang membentuk indeks dolar yakni yen (13,6%), dolar Kanada (9,1%), krona Swedia (4,2%) dan franc Swiss (3,6%).
Data dari pemerintah AS yang dirilis pukul 19:30 WIB menunjukkan belanja konsumen naik 0,9% pada Maret, menjadi kenaikan terbesar dalam hampir 10 tahun terakhir. Sementara pada Februari data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan tersebut menunjukkan angka 0,1%.
Rilis data ini tidak begitu berdampak pada pergerakan dolar akibat Jumat lali sudah dirilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal I, di mana belanja konsumen berkontribusi sekitar 68%. Secara keseluruhan di kuartal I 2019 pertumbuhan belanja konsumen mengalami pelambatan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Data lain yang dilaporkan pada hari ini adalah inflasi inti yang dilihat dari pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), inflasi ini merupakan acuan Federal Reserve (The Fed) dalam menerapkan kebijakan moneter.
Inflasi inti dilaporkan stagnan alias 0% di bulan Maret dibandingkan bulan sebelumnya. Akibat kenaikan harga-harga yang stagnan tersebut, secara year-on-year inflasi inti PCE turun menjadi 1,6% di bulan Maret dari bulan sebelumnya 1,7%, sekaligus menjadi kenaikan terendah sejak Januari 2018.
Pasca rilis data-data ini, dolar AS masih mempertahankan penguatan lawan yen sebesar 0,21%, sementara terhadap euro dan pound melemah tipis masing-masing 0,08% dan 0,2%. Lawan Swiss franc dan Swedia Krona, dolar AS menguat masing-masing 0,14% dan 0,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Bukan Pamer, Cek Nih Keperkasaan Rupiah Lawan Mata Uang Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular