BI Tahan Bunga Acuan, Asing Keluar Tapi Koreksi IHSG Menipis

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
16 May 2019 14:58
Pada perdagangan pukul 14:46 WIB, IHSG tercatat terkoreksi 0,49% ke 5.951,36 poin.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah jatuh 1,06% pada akhir perdagangan sesi I ke level 5.917,79, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis ini (16/5/2019) sedikit pulih seiring dengan pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI)

Pada perdagangan pukul 14:46 WIB, IHSG tercatat terkoreksi 0,49% ke 5.951,36 poin.


Dalam RDG edisi Mei 2019, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, BI-7 Day Reverse Repo Rate, di level 6%.

"Keputusan tersebut sejalan dengan menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers, Kamis (16/5/2019).

Tingkat suku bunga acuan yang tidak berubah sesuai dengan ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters mufakat memperkirakan BI tidak akan merubah tingkat suku bunga acuan.

Alasan Perry mempertahankan suku bunga acuan adalah karena menurutnya siklus kredit perbankan tanah air masih tumbuh 11,5% secara tahunan pada Maret 2019. Selain itu, kinerja keuangan perusahaan publik pada kuartal I-2019 juga cukup memuaskan. Lalu, nilai tukar rupiah diproyeksi stabil dan bergerak sesuai mekanisme pasar.

Pelaku pasar tampaknya sedikit lega karena dalam pernyataan Perry dan koleh tidak ada nada-nada agresif yang menandakan ke depannya suku bunga bisa meningkat.

Namun, tetap disayangkan bahwa tidak ada sinyal pemangkasan. Andai saja BI memangkas suku bunga, maka akan mampu mendongkrak konsumsi masyarakat Indonesia yang pada akhirnya akan direfleksikan dalam angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Sejatinya, ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan memang bisa dibilang cukup terbuka lantaran The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS tak akan menaikkan tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivative terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund Futures per 16 Mei 2019, terdapat peluang sebesar 40,5% bahwa The Fed akan menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir tahun ini, melonjak dari posisi minggu lalu yang sebesar 31,1%.

Sementara itu, peluang pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps adalah sebesar 26,2%, jauh lebih tinggi dari posisi minggu sebelumnya di 5,9%. Selain itu,

Jika The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan, ruang pemangkasan suku bunga acuan oleh BI lantas menjadi terbuka lebar. Namun, opsi ini tidak digaungkan oleh BI dan masih tidak mampu meredam aksi jual, terutama aksi jual oleh investor asing.

Hingga berita ini dimuat, aksi jual (net sell) investor asing semakin membengkak dan mencapai Rp 508,48 miliar. Padahal pada akhir perdagangan bursa sesi I hanya tercatat net sell asing sebesar Rp 296,75 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Sepekan Ini, IHSG Anteng di Zona Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular