
BI Revisi Proyeksi Defisit Transaksi Berjalan 2,5%-3% PDB
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 May 2019 14:53
![Bank Indonesia (BI) merevisi target defisit transaksi berjalan [current account deficit/CAD] dari 2,5% PDB menjadi 2,5%-3% PDB.](https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/05/16/43823e64-2ff4-4a6a-a7a9-9c28b2c3e9a0_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) merevisi target defisit transaksi berjalan [current account deficit/CAD] dari 2,5% PDB menjadi 2,5%-3% PDB.
Pada Rapat Dewan Gubernur BI di April 2019, bank sentral masih pede transaksi berjalan 2019 dapat menuju kisaran 2,5% PDB.
"Defisit transaksi berjalan 2019 juga diprakirakan lebih rendah dari tahun 2018, yaitu dalam kisaran 2,5-3,0% PDB, meskipun tidak serendah prakiraan semula," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (16/5/2019).
Dijelaskan Perry lebih jauh, kondisi perlambatan ekonomi global hingga perang dagang memberikan dampak yang tidak begitu baik. Terutama dari sisi perdagangan dan finansial.
"Seluruh dunia tidak bisa menafikkan perlambatan ekonomi global, perang dagang, yang berdampak ke seluruh dunia baik dari trade, financial."
"Itu sekaligus menjawab kenapa kami melakukan revisi terhadap CAD," tutur Perry.
BI melihat, pemerintah dan seluruh pihak telah berupaya maksimal dengan menempuh langkah bagaimana mengendalikan CAD. Di antaranya, program B20 jalan, ditahannya infrastruktur yang belum penting dan terus mendorong ekspor.
"Namun lambatnya ekonomi global kenapa kami berdasarkan perkiraan terkini CAD di tahun 2019 kisaran adalah 2.5-3% PDB. Sebelumnya memang kami upayakan dan perkirakan ke arah 2.5% dari PDB," tutup Perry.
(dru/dru) Next Article Waspadai Ketidakpastian, Bunga Acuan BI 7-Day RR Tetap di 4%
Pada Rapat Dewan Gubernur BI di April 2019, bank sentral masih pede transaksi berjalan 2019 dapat menuju kisaran 2,5% PDB.
"Defisit transaksi berjalan 2019 juga diprakirakan lebih rendah dari tahun 2018, yaitu dalam kisaran 2,5-3,0% PDB, meskipun tidak serendah prakiraan semula," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (16/5/2019).
"Seluruh dunia tidak bisa menafikkan perlambatan ekonomi global, perang dagang, yang berdampak ke seluruh dunia baik dari trade, financial."
"Itu sekaligus menjawab kenapa kami melakukan revisi terhadap CAD," tutur Perry.
BI melihat, pemerintah dan seluruh pihak telah berupaya maksimal dengan menempuh langkah bagaimana mengendalikan CAD. Di antaranya, program B20 jalan, ditahannya infrastruktur yang belum penting dan terus mendorong ekspor.
"Namun lambatnya ekonomi global kenapa kami berdasarkan perkiraan terkini CAD di tahun 2019 kisaran adalah 2.5-3% PDB. Sebelumnya memang kami upayakan dan perkirakan ke arah 2.5% dari PDB," tutup Perry.
(dru/dru) Next Article Waspadai Ketidakpastian, Bunga Acuan BI 7-Day RR Tetap di 4%
Most Popular