
Masuk Radar BEI, Saham Inti Agri Tambah Anjlok 78%
tahir saleh, CNBC Indonesia
14 May 2019 12:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perikanan PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) terus mencatatkan rapor merah pada perdagangan Selasa ini (14/5/2019) dan membuat penurunan saham ini sejak awal tahun sampai saat ini menjadi amblas 78%.
Pada perdagangan pukul 11.52 WIB jelang penutupan sesi I, saham IIKP minus 8,33% di level Rp 55/saham dengan nilai transaksi Rp 12,98 miliar dan volume perdagangan cukup besar yakni 238,73 juta saham.
Secara year to date atau tahan berjalan, saham IIKP minus hingga 78% dan setahun terakhir minus 75%. Selama Mei ini, saham IIKP anjlok hingga 66,46%. Namun kabar positifnya, investor asing tercatat masih net buy atau beli bersih di saham ini sejak awal tahun hingga saat ini yakni sebesar Rp 33,89 miliar di pasar reguler.
Pada Jumat 10 Mei pekan lalu, saham IIKP akhirnya masuk radar pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena terjadi penurunan harga dan aktivitas saham perusahaan yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
BEI meminta investor memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi BEI, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasi perusahaan dan memperhatikan kembali rencana aksi korporasi emiten apabila belum mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Hingga saat ini belum ada isu signifikan yang memicu saham IIKP ini amblas di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga anjlok ke level terendah tahun ini akibat sentimen perang dagang AS-China.
Ditambah lagi, salah satu katalis negatif saham ini ialah PT ASABRI (Persero) yang mulai mengurangi kepemilikan saham di IIKP. BUMN pengelola dana asuransi dan jaminan sosial bagi TNI, Polri, dan PNS Kementerian Pertahanan ini perlahan menjual porsi sahamnya.
Mengacu laporan keuangan Maret 2019, saham terbesar IIKP ialah ASABRI sebesar 11,58% atau sebanyak 3,89 miliar saham senilai Rp 38,89 miliar. Padahal, September 2018 ASABRI masih memiliki 14,74% atau 4,95 miliar saham senilai Rp 49,51 miliar.
Artinya BUMN ini sudah menjual 1,06 miliar saham IIKP. Sisa saham per Maret 2019 dimiliki PT Maxima Agro Industri 6,30% dan saham publik bertambah menjadi bertambah jadi 82,12% dari September 2018 yakni 78,96%.
Pendapatan perseroan paling besar dari bisnis penjualan ikan arwana jenis super red. Penjualan di pasar ekspor untuk ikan jenis ini mencapai Rp 2,33 miliar per Maret 2019.
(hps) Next Article Saham Disuspen, Ini Perusahaan Arwana yang Terseret Jiwasraya
Pada perdagangan pukul 11.52 WIB jelang penutupan sesi I, saham IIKP minus 8,33% di level Rp 55/saham dengan nilai transaksi Rp 12,98 miliar dan volume perdagangan cukup besar yakni 238,73 juta saham.
Secara year to date atau tahan berjalan, saham IIKP minus hingga 78% dan setahun terakhir minus 75%. Selama Mei ini, saham IIKP anjlok hingga 66,46%. Namun kabar positifnya, investor asing tercatat masih net buy atau beli bersih di saham ini sejak awal tahun hingga saat ini yakni sebesar Rp 33,89 miliar di pasar reguler.
Pada Jumat 10 Mei pekan lalu, saham IIKP akhirnya masuk radar pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena terjadi penurunan harga dan aktivitas saham perusahaan yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
BEI meminta investor memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi BEI, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasi perusahaan dan memperhatikan kembali rencana aksi korporasi emiten apabila belum mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Hingga saat ini belum ada isu signifikan yang memicu saham IIKP ini amblas di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga anjlok ke level terendah tahun ini akibat sentimen perang dagang AS-China.
Ditambah lagi, salah satu katalis negatif saham ini ialah PT ASABRI (Persero) yang mulai mengurangi kepemilikan saham di IIKP. BUMN pengelola dana asuransi dan jaminan sosial bagi TNI, Polri, dan PNS Kementerian Pertahanan ini perlahan menjual porsi sahamnya.
Mengacu laporan keuangan Maret 2019, saham terbesar IIKP ialah ASABRI sebesar 11,58% atau sebanyak 3,89 miliar saham senilai Rp 38,89 miliar. Padahal, September 2018 ASABRI masih memiliki 14,74% atau 4,95 miliar saham senilai Rp 49,51 miliar.
Artinya BUMN ini sudah menjual 1,06 miliar saham IIKP. Sisa saham per Maret 2019 dimiliki PT Maxima Agro Industri 6,30% dan saham publik bertambah menjadi bertambah jadi 82,12% dari September 2018 yakni 78,96%.
Pendapatan perseroan paling besar dari bisnis penjualan ikan arwana jenis super red. Penjualan di pasar ekspor untuk ikan jenis ini mencapai Rp 2,33 miliar per Maret 2019.
(hps) Next Article Saham Disuspen, Ini Perusahaan Arwana yang Terseret Jiwasraya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular